Jordan sangat geram atas apa yang Mr. Carpio katakan mengenai dipilihnya Belle sebagai seorang manager. Meski begitu, Belle hanya berusaha untuk tetap bersikap tenang dan ingin gegabah. Namun, Jordan sudah terlanjur berucap mengenai hubungan palsu mereka di hadapan orang lain.Jordan mengendarai mobil milik Belle, dan memerintahkan bawahannya untuk pulang terlebih dahulu."Sikap Carpio sangat membuatku rendah dengan pilihanku." Ucap Jordan yang masih merasa geram."Aku baik-baik saja, dan semua pasti bisa kuatasi." Ucap Belle.Jordan menyeringai, "tentu saja kau harus bisa. Namun, dengan meragukan posisimu, sama saja menganggapku remeh dan kecil.""Apakah hal itu yang tuan cemaskan?" Belle menatap ke arah Jordan."Of course. Tidak perlu membawa ke perasaan apa yang kulakukan. Ingat baik, semua kulakukan karena reputasiku."Belle pun menyeringai, "aku tidak akan membawa ke perasaanku, karena semua hanyalah untuk menjaga reputasi tuan Jordan. Tenang saja, aku akan membuat Carpio kalah t
Jordan masih duduk manis diantara Belle dan juga Azkha. Ia seakan tidak ingin beranjak, dan melihat Azkha begitu perhatian pada Belle, membuat Jordan cukup cemburu."Tuan Azkha, apakah Nona manis ini kekasihmu?" Tanya Ryona ingin tahu. Mendengar pertanyaan itu, suasana kian menegang dari sebelumnya."Kami adalah rekan kerja, kebetulan hari ini kami sedang menikmati waktu senggang sembari membicarakan pekerjaan." Balas Azkha gugup, karena tatapan Jordan seakan membuatnya terintimidasi."Really? Tapi kalian terlihat seperti pasangan kekasih." Ucap Ryona."Hanya menunggu waktu saja, hingga tiba saatnya kau akan sangat membenciku.." Belle hanya tersenyum pada Ryona. Ia tahu senyuman Ryona padanya tidak akan bertahan lama,, karena cepat atau lambat rahasia mereka akan terungkap."Sepertinya ucapan Jordan mengenai Belle adalah wanitanya, hanyalah sebatas bualan.. lihat saja, Belle tidak akan bisa kau permainkan lagi..." Azkha pun memikirkan sesuatu hal yang besar di benaknya. Mereka terliha
Selama tiga hari penuh, Jordan dan Belle berada di pulau. Mereka tinggal di sebuah rumah minimalis, tidur satu ranjang dan semuanya hanyalah ada mereka berdua saja."Kemana wanita itu? Mengapa sudah menghilang." Gumam Jordan, ketika ia terbangun dan Belle sudah tidak berada di sampingnya lagi.Jordan melangkah keluar dari kamar tidur mereka, dan seketika langkahnya terhenti tepat di depan pintu menuju ke arah dapur. Tercium aroma masakan yang cukup menggugah selera makan.Dengan tersenyum Jordan langsung mendekap erat seorang wanita yang sedang sibuk memasak di dapur."Apa yang kau lakukan, tuan Jordan? Apakah tuan sudah kalah?" ucap Belle, seketika Jordan terdiam sejenak dan berusaha mengingat sesuatu. Akhirnya, Jordan teringat dengan perjanjian diantara mereka.Belle berbalik lalu tersenyum ke arah Jordan. Wajah Jordan sedikit canggung, ketika mengingat janji yang telah ia ucapkan pada Belle. Namun, sungguh bukan Jordan jika mengaku kalah begitu saja."Apa yang akan kau lakukan, jik
Kalimat makian terus diterima oleh Mrs. Carpio, ibu dari Azkha dan Andrew Carpio. Bahkan rekan bisnis keluarga Carpio pun perlahan menjauh dari dari keluarga mereka. Akibat dari sebuah tindakan yang tidak memikirkan dampak ke depannya, berakhir dengan petaka bagi keluarga mereka sendiri..."Tuan, semua sudah dilaksanakan sesuai perintah." Ucap seseorang pada Jordan melalui panggilan ponsel."Good job.. terus awasi wanitaku dengan baik." Ucap Jordan, lalu mengakhiri panggilan."Wanita bodohku, baru saja aku pergi dan tidak menemuinya.. sudah ada saja masalah yang menghampirinya." Ucap Jordan, dengan meneguk segelas alkhohol di tangannya.Ternyata, Jordan sudah mengirimkan bawahannya untuk memantau pergerakan Belle di perusahaan AZK Group. Seseorang tersebut ialah pegawai perusahaan AZK tersebut.Setiap apapun yang Belle lakukan, Jordan selalu ingin tahu dan terus menyelidikinya."Apakah begitu sulit membuatnya mencintaiku.." gumam Jordan, dan kemudian ia menertawakan dirinya sendiri a
Setelah sekian lama tidak bertemu, Belle akhirnya bertemu kembali dengan Jordan. Tepatnya di sebuah restaurant mewah di pusat kota New York."Musim dingin begini, mengapa tidak mengenakan mantel lebih tebal?" ucap Jordan, yang sudah mulai memperlihatkan sikap protectivenya."Di dalam ruangan kerjaku bahkan apartemen ada penghangat suhu. Jika harus mengenakan mantel, itu cukup merepotkanku." Balas Belle dengan cukup ketus.Jordan merogoh isi saku celananya dan mengambil ponselJordan merogoh isi saku celananya dan mengambil ponsel."Pergi ke toko pakaian musim dingin, bawakan aku beberapa mantel wanita yang tebal dengan kualitas super." Ucap Jordan, yang sedang berbicara dengan salah satu asistennya.Jordan meletakan kembali ponsel miliknya, dan kembali ke topic utama mereka hari ini.Hanya selang beberapa menit saja, sang asisten sudah tiba di area restaurant."Semua akan dikirim ke alamat apartemenmu." Ucap Jordan, menyodorkan ponselnya pada Belle, dan menunjukan beberapa gambar mant
Saat baru saja melangkah keluar dari dalam restaurant mewah tempat pertemuan Belle dan Jackson.Mereka berpapasan dengan salah seorang bodyguard dari Jordan. Sang bodyguard terkejut melihat Jackson, yang ialah saudara laki-laki pertama dari tuannya.Jackson tersenyum dan memberikan isyarat agar sang bodyguard tetap tutup mulut. Sungguh pilihan yang sangat sulit bagi bodyguard tersebut. Namun, Jackson juga tidak berharap pada bodyguard tersebut.***"Mansion Kediaman keluarga besar Heron"Jackson datang berkunjung ke mansion kedua orang tuanya, setelah sekian lama pergi ke luar kota."Selamat datang kembali, tuan pertama." Ucap para pelayan mansion menyambut hangat kehadiran Jackson."Ayah! Ibu!" Ucap Jackson memanggil kedua orang tuanya, yang sedang duduk menikmati udara segar di area pekarangan mansion."Jackson!" Sambut sang ibu, Mrs. Heron."Ibu semakin cantik saja," Jackson memuji ibunya.Mrs. Heron"Of course. Karena kesuksesan kalian, adalah kebahagiaanku yang membuatku terus aw
"Apartemen Kediaman Izabelle Vedroe""Apa yang telah kulakukan.." ucap Belle, dengan tatapan mata yang sendu."Bukankah, hanya seks yang dia inginkan dariku.." ucap Belle lagi.Kembali merebahkan dirinya, karena hari ini sangatlah melelahkan bagi Belle. Bekerja dan terus bekerja.. itulah yang dapat Belle lakukan saat ini. karena tujuan kebahagiaannya saja sudah tidak ada lagi, Belle hanya memikirkan dirinya sendiri.Masa depan yang akan Belle jalanipun, seakan semua sudah dipegang kendali oleh Jordan. Belle hampir tidak mengerti arti jatuh cinta, semenjak Jordan membuat perjanjian dengannya.Belle kembali berkutat dengan layar laptop di depannya, dan mulai memeriksa kenaikan saham yang kini telah menjadi miliknya."Apakah aku harus masuk ke dalam kehidupan tuan Azkha.. apakah aku harus belajar untuk jatuh cinta.." ucap Belle, dan perasaannya masih sangat risau.Baru saja Belle menyebutkan nama Azkha, sebuah panggilan dari Azkha pun berdering.Belle: "Selamat malam, tuan Azkha?"Azkha:
...Belle masih belum mengerti dengan perasaannya sendiri. Siapakah pria yang sudah benar-benar mampu membuatnya gelisah seperti saat ini...Sejak sekolah, Belle tidak terlalu ingin terbuka dengan teman-temannya. Karena ia pernah dikecewakan oleh salah seorang sahabat baiknya, sahabat yang selalu menaruh rasa iri hati pada dirinya. Karena Belle adalah siswi yang berprestasi, baik di bidang akademis maupun ekskul yang Belle ambil di sekolah hingga kuliah.Terutama para wanita selalu saja isi hati pada Belle, dan mereka terkadang tega menghina Belle. Ayah Belle seorang punjudi pun menjadi alasan bagi mereka untuk terus menghina Belle. Belle tidak ingin melayani orang-orang tersebut, dan tentu saja Belle dikenal dengan julukan di gadis dingin dan kutu buku.Namun, ketika berada di perusahaan Tiger Group, Belle menemukan teman dekat lagi. Belle pun kembali membuka diri terhadap orang lain.***"Café XXX""Ah, aku kira kau sudah tidak ingin lagi bertemu dengan kami, yang hanya pegawai bias