Share

Bab 24.A

Dua Minggu kemudian Naura bisa bernapas lega, pasalnya pendekatan dengan sang ibu berjalan lancar, wanita yang sejak lama mengalami gangguan jiwa itu mulai akrab dengan dirinya.

"Tahu ga, Neng, Ibu tuh benci sama Si Endang, anak Ibu dibawa kabur sama istri barunya, kalau Ibu ketemu dia Ibu mau bunuh saja lelaki itu."

Naura tersenyum walau dibalik itu ia menyimpan sakit yang teramat dalam, tak terbayang bagaimana sang ibu melewati malam-malam panjang penuh kerinduan pada dirinya.

Naura menengadah menahan cairan yang berdesakan hendak luruh dari matanya. Akan tetapi, ia tak ingin dilihat oleh ibunya sedang bersedih.

Naura harus selalu ceria di hadapan ibunya, ia harus menjadi pendengar segala keluh kesah atas derita yang sudah dikecapnya bertahun-tahun.

"Ibu sayang banget ya sama anak Ibu itu?" Dalam keadaan suara serak Naura bertanya.

"Sayang banget atuh, Neng, sayaaang banget." Mata wanita tua itu terpejam mengekspresikan rasa sayangnya pada sang putri.

"Dia pasti cantik ya, Bu." Naur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status