Amelia menghadang di pintu kantor, jadi sopir terpaksa menghentikan mobilnya.“Den, apa perlu aku turun dari mobil dan menarik Non Amelia pergi?”Sopir itu ke Stefan untuk meminta petunjuk.Stefan terdiam sejenak, kemudian menekan tombol untuk menurunkan jendela.Amelia sangat senang melihat Stefan menurunkan jendela mobil. Dia langsung membawa buket bunga dan kotak makan menghampiri pria itu.“Stefan.” Amelia akhirnya bertemu dengan pria yang dia pikirkan siang dan malam itu. Meski dia sering datang ke sini untuk menyatakan cintanya kepada Stefan, dia sebenarnya sudah lama tidak melihat Stefan secara langsung.Dia sangat merindukan pria ini.Pria ini masih terlihat keren seperti biasa, masih pria paling tampan di hatinya.Melihat bibir tipis Stefan, Amelia rasanya ingin mencondongkan tubuh dan mencium pria itu.Bibir pria itu lembut atau tidak, ya?Amelia memandang Stefan seperti harimau sedang melihat mangsanya, membuat Stefan mengernyit.“Bu Amelia.”“Stefan, panggil saja aku Amelia
“Aku sudah memakannya di mobil.”Reiki terdiam.“Ngomong-ngomong, aku baru saja melihat pertunjukan yang bagus. Mau aku beri tahu, nggak?”Stefan melirik pria itu sekilas, lalu terus berjalan masuk tanpa menghentikan langkahnya. Wajah tampannya datar dan bibirnya tertutup rapat. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun.Reiki tidak menyukai sikap bosnya yang seperti itu, jadi dia tetap berkata, “Aku datang ke kantor lebih awal hari ini, kebetulan melihat istrimu mengantar Bu Amelia ke kantor. Mereka mengobrol dengan sangat asyik. Bos, istri dan orang yang menyukaimu tampaknya cocok dan bisa berteman baik. Bagaimana menurutmu tentang hal ini?”Stefan bahkan tidak repot-repot menatap Reiki, langsung berjalan ke lift, meninggalkan asistennya yang banyak mulut itu di tempat.Reiki tidak marah, terkekeh kecil dan berkata dalam hati, “Sungguh pertunjukan yang bagus.”Dia sangat ingin tahu. Suatu hari nanti, kalau identitas bosnya terbongkar. Istrinya akan bagaimana?Stefan menelepon Aksa Sanjay
“Baguslah. Bagusnya mereka semua kehilangan pekerjaan, lalu dimaki habis-habisan sama semua orang. Biar mereka tahu rasanya dikecam secara online. Mereka terlalu nggak manusiawi.”Meskipun Amelia orangnya susah dihadapi, dia masih punya hati nurani.Selain itu, dia juga sangat menyukai Olivia. Dia bersedia untuk membantu wanita itu membalas dendam pada seluruh keluarga Hermanus.Anggap saja ini adalah bentuk rasa terima kasihnya pada wanita itu.Bagaimanapun juga, Olivia yang mengantarnya ke kantor Adhitama Group, dan karena itulah dia bisa bertemu dengan Stefan hari ini. Pria itu bahkan berbicara dengannya.“Kak, aku akan pulang untuk menemani Mama. Kakak lanjut kerja saja.”Setelah mengatakan itu, dia menutup telepon.Dia tidak ingin mengambil waktu berharga kakaknya.Kediaman keluarga Sanjaya tidak jauh dari rumah keluarga Adhitama. Namun, rutenya berbeda.Kalau rumah mereka berada di rute yang sama, Amelia bisa langsung menghalangi mobil Stefan. Oh iya, tapi Stefan sudah jarang pul
Ayah Amelia sendiri tidak tahu apakah adik iparnya masih hidup atau sudah meninggal.“Mungkin kalau kita pergi berlibur, kita bisa bertemu dengan adikmu atau anak-anaknya secara kebetulan.”Ibu Amelia terdiam sejenak, lalu berkata, “Waktu kami berpisah, adikku masih sangat kecil. Perempuan banyak berubah kalau sudah tumbuh dewasa. Aku juga nggak tahu dia jadi seperti apa setelah dewasa. Kalaupun aku bertemu anaknya, dari mana aku bisa tahu itu adalah keponakanku?”“Sudahlah, ayo pergi berlibur.”Ibu Amelia tidak tega mengecewakan putrinya yang berbakti itu, jadi dia langsung bersikap ceria dan setuju untuk pergi ke pantai bersama putrinya.Melihat ibunya setuju, Amelia bertukar pandang dengan ayahnya. Kemudian, dia mencari topik untuk dibicarakan dengan ibunya. Dia pun membicarakan tentang apa yang terjadi hari ini.Dia berkata dengan gembira, “Ma, aku bertemu Stefan hari ini. Stefan menghentikan mobil dan menurunkan jendela untuk berbicara denganku. Sayangnya, buket bunga yang aku mas
Ketika sampai di toko, Olivia melihat Albert juga ada di sana. Dia menyapa Albert dengan senyuman, dan bertanya kepada pria itu, “Albert, kamu nggak perlu kerja hari ini?”Albert memandang Olivia, dengan kekaguman yang mendalam tersembunyi di matanya, dan menjawab, “Aku lembur sampai terlalu larut tadi malam, jadi aku bisa datang telat hari ini.”“Kak Olivia, kenapa kamu datangnya siang sekali hari ini?” Albert kelihatannya hanya bertanya dengan santai, tetapi sebenarnya dia ingin mencari tahu tentang hubungan Olivia dengan suami yang menikah kilat.Kalau yang dia dengar dari Junia, suami Olivia ada membantu dalam masalah trending topic tersebut, kemudian juga menemani Olivia pulang ke rumah untuk mengumpulkan bukti untuk melawan. Olivia sangat berterima kasih pada pria itu.Albert berpikir dalam hati. Dia juga ingin membantu Olivia, tetapi Olivia tidak memberinya kesempatan itu. Dia menelepon Olivia hari itu, tetapi Olivia tidak menjawab teleponnya.Setelah itu, Olivia membalasnya den
“Oke, begitu saja,” jawab Olivia dengan cepat.Albert sangat senang.Dia sangat menantikan hari Sabtu, berharap hari itu segera tiba.Beberapa mobil tiba-tiba berhenti di depan toko buku. Albert berkata, “Aku akan keluar dan melihat.”Dia berbalik badan dan pergi.Segera setelah itu, dia kembali dan berkata kepada Olivia, “Kak Olivia, kerabat dan keluarga dari kampung halamanmu yang datang.”Olivia sudah makan dan minum yang cukup, jadi dia mengambil tisu untuk menyeka mulutnya, dan berkata, “Biarkan saja mereka datang. Aku nggak takut dengan mereka.”Olivia tidak terkejut orang-orang itu mendatanginya.Berkat bantuan netizen, pekerjaan paman dan sepupunya terungkap. Mereka memiliki cukup banyak koneksi, belum lagi masalah itu juga sampai masuk trending topic dua kali, jadi tentu cukup mudah bagi mereka untuk menemukan dirinya dan kakaknya.“Olivia.”Dipimpin oleh Yoga, ada tujuh atau delapan orang dari keluarga Hermanus yang datang. Mereka semua mengenakan barang-barang bermerek di se
“Tapi setelah diperlakukan seperti itu oleh kalian, yang memutar balikkan fakta dan menyebut kami nggak berbakti, aku jadinya nggak akan pergi menjenguk Nenek lagi. Aku juga nggak akan memberikan uang. Kalian sudah memakiku dan kalian mengharapkan aku datang untuk mendapat makian lagi?”“Olivia, mereka adalah kakek dan nenek kita. Kalaupun Nenek memarahimu, kamu juga nggak kenapa-napa. Meskipun kalian berdua nggak perlu mengurus Kakek dan Nenek, tapi kalau kalian cucu yang berbakti, kalian pasti akan memberi sedikit uang untuk biaya hidup mereka. Kalian juga nggak pulang untuk melihat mereka selama bertahun-tahun ini, juga nggak memberikan uang. Kalau kalian tega melakukan itu, kami juga nggak bisa berkata apa-apa lagi.”“Kami sudah menghapus postingan yang kami tulis. Kamu juga seharusnya menghapus postinganmu. Kamu nggak tahu perbuatan itu berdampak besar pada kami. Ini namanya mem-bully kami di internet. Kami bisa menuntutmu, tapi karena kita masih saudara, kami pikir lebih baik ber
Yang berbicara adalah sepupu Olivia yang paling kecil, yang baru berusia tujuh belas atau delapan belas tahun. Anak itu masih di umur yang gampang impulsif.Dia juga memiliki temperamen yang buruk. Melihat Olivia masih tidak mau pergi ke rumah sakit dan menolak untuk menghapus postingannya, anak itu menjadi marah dan berteriak, bahwa dia akan menghancurkan toko buku Olivia.Olivia menyapukan matanya pada anak itu dengan dingin dan berkata, “Kalau kamu berani menghancurkan tokoku, coba saja!”Matanya tajam dan dingin, dan kata-katanya tegas. Hal itu membuat sepupu-sepupunya dari keluarga Hermanus itu mundur.“Kamu.” Yoga menoleh dan memelototi sepupu mereka yang paling kecil itu, sehingga anak tidak berani berbicara lagi. Lalu, dia memandang Olivia dan memaksakan senyum, “Olivia, jangan terlalu perhitungan dengannya. Dia memang seperti itu kalau bicara.”“Olivia, tadi Kak Bobby sudah bicara mengatakan begitu banyak hal padamu. Bagaimanapun juga, kita semua masih sepupu dan memiliki hubu