Hanya dalam sekejap mata, Rosita sudah menggendong Audrey, sementara ibu angkatnya Mulan, Diana, menggendong Archie. Tidak satu pun dari anggota keluarga Junaidi yang sempat menggendong kedua anak itu duluan.Mulan mencondongkan tubuh ke telinga Olivia dan berbisik, “Lihat, ‘kan? Aku benar-benar sudah dilupakan. Papa mamaku sekarang hanya mencium dua anak kecil itu sekarang. Kalau aku pulang ke rumah mereka dan nggak membawa kedua anakku, mamaku akan bertanya aku pulang untuk apa.”Olivia mengerti. Sama seperti ketika dia pergi ke Vila Permai, mertuanya tidak senang kalau dia tidak membawa Russel. Stefan yang sedang mengobrol dengan Yose dan dua sepupu iparnya juga ikut menjulurkan leher dan mengamati Audrey saat Rosita menggendong anak itu dan kembali ke sofa.Febian berkata, “Jangan dilihat, Pak Stefan. Kamu sudah nggak punya kesempatan untuk menggendong keponakanku. Aku yang pamannya saja susah mau menggendongnya, karena kalah cepat.”Malah Sonia, istrinya, yang pernah bergerak cepa
Stefan terdiam sejenak, lalu berkata, “Aku nggak terburu-buru. Oliv yang terburu-buru. Dia biasanya menggunakan kesibukannya untuk mencegah dirinya memikirkan tentang anak.”Stefan tahu semuanya, juga merasa kasihan pada istrinya. Kadang-kadang dia bahkan merasa bersalah karena telah menyeret Olivia ke dalam circle yang banyak tekanan ini, sehingga membuat Olivia sangat stress.Meski dia dan keluarganya tidak mendesak Olivia untuk punya anak, Olivia adalah istrinya, yang akan menduduki posisi pemimpin keluarga Adhitama bersamanya. Tidak ada yang perlu berkata apa-apa. Tekanan yang tak kasat mata akan datang sendiri dan membuat istrinya itu stress.Yose menepuk pundak Stefan dan berkata, “Kalau kalian mau, nanti waktu Dokter Jenius datang, minta dia untuk memeriksa denyut nadi kalian berdua.”Stefan tidak mengatakan apa-apa. Dia sangat yakin tidak ada yang salah dengan mereka berdua. Dia juga takut kalau dia meminta Dokter Jenius untuk memeriksa denyut nadi mereka berdua, malah akan mem
Olivia tertegun dan berkata, “Seharusnya nggak? Sepertinya …. Mulan, aku sepertinya belum mestruasi bulan ini.”Apa jangan-jangan, dia benar-benar hamil?“Siklus menstruasiku nggak terlalu normal akhir-akhir ini, terkadang bisa telat bebeerapa hari, jadi aku nggak peduli. Tapi, biasanya setelah telat beberapa hari, aku akan menstruasi.”“Kamu pasti hamil.” Mulan tersenyum dan berkata, “Sebagian orang bisa langsung memiliki gejala awal kehamilan begitu hamil. Oliv, selamat!”Olivia pun tersenyum dan berkata, “Mulan, aku masih belum tahu apa aku benaran hamil atau salah makan. Jangan bilang selamat dulu, kalau nggak kegembiraannya akan sia-sia.”“Berdasarkan pengalaman dan intuisiku, kamu pasti hamil. Kellin adalah seorang dokter. Minta saja dia untuk memeriksa denyut nadimu dan kamu akan tahu.”Setelah mengatakan itu, Mulan langsung menarik Olivia keluar. Dia memerintahkan seorang pelayan untuk mencari Kellin, lalu mendudukkan Olivia di sofa. Semua orang menanyakan keadaan Olivia dengan
Olivia berkata, “Belum bisa dipastikan. Aku tadi menggendong Audrey dan mencium bau susu di badannya, lalu aku merasa mual dan muntah. Mulan dan yang lainnya bilang gejalaku ini kemungkinan adalah mual karena hamil. Ini lagi tunggu Dokter Dharma datang memeriksa denyut nadiku. Dokter Dharma belum datang, kamu dulu yang datang. Kamu jangan khawatir, aku nggak kenapa-napa.”Meski belum bisa dipastikan Olivia hamil atau bukan, Stefan sudah tidak bisa menahan senyumnya. Dia memegang tangan Olivia dan berkata sambil tersenyum, “Mereka semua berpengalaman. Kalau mereka bilang kamu hamil kalau, artinya kamu hamil.”“Di mana Dokter Dharma? Apa Dokter Dharma sudah datang?” Stefan bertanya sambil beranjak bangun. Dia rasanya ingin sekali menyeret Dokter Dharma kemari.Eh, tidak boleh diseret, harus minta tolong. Minta tolong dengan sopan, seperti meminta tolong pada dewa. Dokter Dharma tidak boleh dibuat tersinggung.Mulan tersenyum dan berkata, “Pak Stefan berlari terlalu cepat ke sini, jadi Ke
Stefan berkata dengan cemas, “Bu Mulan, tolong minta Bu Kellin untuk segera bantu memeriksa denyut nadinya Oliv. Aku sangat khawatir.”Mereka masih ingin bercanda, tapi mereka tidak tahu betapa cemasnya Stefan.Mulan tersenyum dan berkata kepada Kellin, “Kellin, tolong periksa denyut nadi Oliv untuk mengetahui apakah dia hamil. Dia baru saja muntah-muntah. Aku rasa dia mual karena hamil.”Olivia tersipu, karena sikap cemas suaminya yang membuatnya malu. Semua wanita di kamar anak ini adalah para nyonya dari keluarga kaya. Semua orang diam, sementara Kellin memeriksa denyut nadi Olivia.Stefan gugup. Olivia tersenyum, tapi juga merasa gugup dalam hati. Kalau tebakan mereka salah, dia akan sangat sedih.Setelah beberapa saat, Kellin tersenyum dan berkata kepada Olivia dan Stefan, “Dia hamil. Kalau kalian takut pemeriksaanku nggak akurat, kalian bisa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.”Mendengar perkataan Kellin, Olivia tersenyum dan mengangguk berulang kali, lalu berkata, “Terim
Semua orang di ruangan diam-diam pergi, memberikan privacy untuk Stefan dan Olivia.Stefan memeluk Olivia dengan erat dan berkata dengan lembut, “Aku juga sangat senang dan bersemangat.”“Stefan.”“Hm?”“Aku ….” Olivia mengangkat kepalanya dari dalam pelukan Stefan, sementara Stefan juga menunduk menatapnya. Melihat mata Olivia yang berkaca-kaca dan merah, Stefan mengecup mata istrinya itu dengan lembut dan menghibur dengan lembut, “Jangan menangis. Kalau melihatmu menangis, hatiku sakit. Kamu lagi hamil sekarang, jadi jangan sampai suasana hatimu bergejolak terlalu sering.”“Aku tahu, aku terlalu bersemangat. Selama satu tahun ini, aku merasa sangat tertekan. Terutama setelah Junia, yang menikah setelah kita dan langsung hamil. Aku jadi semakin cemas.”Stefan mengecup bibirnya, menciumnya dengan lembut, lalu berkata dengan lembut, “Oliv, nggak perlu mengatakannya lagi. Aku tahu semuanya. Maaf, semuanya karena aku, makanya kamu bisa merasa tertekan seperti itu.”Mereka baru enam bulan
Audrey disukai semua orang. Setelah Mulan menggendong Archie, Olivia baru menggendong Tiano. Kellin dan Jhon juga masuk bersama. Kellin mengambil putranya dari gendongan Olivia, berbalik badan dan memberikan anak itu kepada Jhon, sambil berkata, “Cepat bujuk anakmu ini. Suara tangisannya keras sekali, terus suka menangis lagi. Begitu dia menangis, atap rumah kita rasanya bisa bergetar.”Jhon menggendong putranya dan membujuknya. Anak itu lapar. Ayahnya tidak bisa membujuknya, sehingga dia akhirnya kembali ke pelukan ibunya.Kabar kehamilan Olivia tidak tersebar di luar sana, hanya keluarga Junaidi yang mengetahuinya. Stefan khawatir akan ada terlalu banyak orang di pesta dan akan menabrak tubuh Olivia. Jadi, dia memutuskan untuk segera membawa Olivia kembali ke Mambera.Olivia awalnya tidak ingin kembali ke Mambera terlalu cepat, tapi karena dia tidak bisa membujuk suaminya, dia pun terpaksa mengiyakan.Stefan meminta maaf dan berkata kepada Yose dan istri, “Yose, Oliv sedang hamil dan
Dewi berkata, “Kalau didengar dari perkataanmu, anakmu nggak ada kelebihannya sama sekali.”Stefan adalah cucu tertua dan dibesarkan oleh mertuanya. Saat itu, dia baru menjadi seorang ibu dan belum tahu bagaimana cara merawat bayi. Mertuanya bersedia mengambil alih dan membantunya merawat Stefan, yang membuatnya sangat senang dan santai. Suaminya juga baru saja mengambil alih kepemimpinan di Adhitama Group waktu itu, dan sangat sibuk. Jadi, dia juga kerap menemani suaminya bersosialisasi dengan klien.Mertuanya yang mengasuh anak sulung mereka itu dan menganggap anak sulung mereka sebagai penerus Keluarga Adhitama. Tentu saja, karena putra tertua mereka dibesarkan oleh mertuanya, jadi anak itu secara alami lebih dekat dekat dengan mertuanya, dan paling mendengarkan mereka.Belakangan, ayah mertua Dewi meninggal dunia, dan satu-satunya orang yang bisa mengatur putra sulungnya adalah ibu mertuanya. Dewi sebagai seorang ibu bahkan tidak bisa mengatur putra sulungnya itu.Untungnya, mertua