Selain kesal, Lukito juga merasa tidak berguna. Dia tidak berdaya saat Andre memutuskan secara sepihak untuk menghabisi ketiga pengawal Lukito.Suzy mengamati Lukito, lalu menarik kembali tatapannya dan memerintahkan keempat pengawal yang ditinggalkan Andre untuk berjaga, "Tolong bantu aku. Pindahkan jasadnya ke sofa."Awalnya para pengawal enggan, tetapi Kakek Ambar pun angkat bicara, "Lakukan sesuai perintahnya. Kalau dia gagal, takutnya semua orang yang di ruangan ini tidak akan selamat."Sesaat mendengar ucapan Kakek Ambar, dua orang pengawal langsung bergerak untuk memindahkan jasad tersebut. Di saat bersamaan, Suzy dan Kakek Ambar menyerang ke keempat pengawal secara persamaan. Mereka sangat kompak, satu orang melumpuhkan dua orang.Sekarang, di kamar hanya tersisa Lukito seorang.Kakek Ambar ingin menghabisi Lukito, tetapi Suzy mencegatnya."Ka-kalian mau apa?" Lukito ketakutan melihatnya.Suzy berjalan ke depan Lukito dan menjelaskan dengan sabar, "Lukito, jangan takut. Aku ing
Lukito terkejut mendengar nama yang disebutkan Ambar. "Tetua, apa katamu? Adipati Stanson?""Ini ...." Ambar berlagak seolah keceplosan.Suzy langsung menimpali, "Tidak apa-apa, Lukito berpihak kepada kita. Beri tahu saja kepadanya."Di tengah kebingungannya, Suzy kembali menghasut Lukito. "Bos besar adalah Adipati Stanson, petinggi Negara Filic. Saat diundang ke sini, Adipati berjanji akan menjadikanku sebagai salah satu pengurus bila aku berhasil menciptakan obat yang diminta."Lukito terlihat ragu-ragu. "Tapi sebelumnya kamu ...."Suzy tahu apa yang membuat Lukito curiga. Dia menjelaskan sambil tersenyum, "Selain melakukan penelitian, aku juga harus memastikan apakah Jacques dan Andre mencurigakan. Agar tidak ketahuan, aku tidak boleh terlalu angkuh. Kalau begitu datang langsung menunjukkan identitas asliku, mereka berdua tidak akan menunjukkan sifat aslinya.""Andre dan Jacques adalah pengkhianat. Kalau kamu bersedia memberantas kedua pengkhianat itu, aku yakin Adipati akan memberi
"Kakek punya rencana sendiri, kamu tidak perlu cemas." Robert melepaskan tangan Suzy dan berjalan ke arah laboratorium.Suzy mematung di tempat. Dia bergegas mengejar Robert dan bertanya, "Apakah kematian Elizabeth berhubungan dengan kamu?""Harusnya Kakek yang melakukannya," jawab Robert tanpa memalingkan wajah."Pantas saja di tubuh Elizabeth ada bekas darah salamander." Saat memeriksa Elizabeth, Suzy menyadari luka yang ada di ujung jari Elizabeth.Sesampainya di laboratorium, Suzy bergegas mengemas barang-barangnya dan membuka sangkar yang mengurung para mutan."Hati-hati!" Robert terkejut melihat Suzy yang membuka sangkar.Namun tidak disangka, para mutan tidak menyerang Suzy. Sebaliknya, mereka malah kelihatan sangat senang, seolah telah mendapatkan kebebasan.Melihat perubahan sikap para mutan, Robert langsung menatap Suzy."Obat yang aku teliti hampir selesai," Suzy menjelaskan dengan singkat.Kemudian Suzy menatap para mutan dan berkata, "Sekarang ada masalah besar, mereka tid
Mendengar perkataan itu, Robert langsung membuat sebuah keputusan. Dia menarik Suzy sembari berkata, "Ayo pergi."Para mutan itu ragu sejenak, tetapi akhirnya mereka juga mengikuti Robert.Melihat kejadian itu, Kakek Ambar terkejut sejenak, lalu tersenyum. Akhirnya gadis itu telah berhasil, kini semua orang punya peluang untuk selamat. Kakek Ambar mengalihkan pandangannya dengan gembira dan melihat ke sekeliling laboratorium. Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi dari tempat itu.Ketika Suzy dan Robert keluar dari ruang laboratorium, Cole sudah menunggu di luar. Melihat kedua orang itu dan para mutan yang mengikuti di belakang mereka, Cole hanya terkejut sejenak. Namun, dia juga tidak banyak berbicara dan langsung berbalik untuk memimpin jalan. Jalan yang dilalui mereka ini letaknya agak tersembunyi. Sebelumnya memang ada beberapa penjaga, tetapi kini mereka semua telah dihabisi.Sepertinya, semua ini adalah ulah Kakek Ambar. Suzy dan Robert saling memandang sejenak, lalu melanjutkan
Kakek Ambar mengangguk kepada Lukito, lalu melihat ke arah yang lainnya lagi dan berkata, "Bawahan Andre dan Jacques banyak dan dilengkapi dengan senjata canggih. Untuk mengalahkan mereka, kita hanya bisa mengandalkan kekuatan dari gudang amunisi."Lukito berkata dengan ragu-ragu, "Tapi, ada bawahan Andre yang menjaga di gudang amunisi itu."Kakek Ambar berkata dengan tegas, "Kalau begitu, kita akan merampasnya!"Lukito terkejut sejenak. Setelah mempertimbangkannya, dia lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Kalian dengar apa yang dikatakan Kakek Ambar? Cepat berangkat ke gudang amunisi!"Saat mereka menuju ke arah gudang amunisi dengan membawa banyak pasukan, pihak Andre juga sudah menerima kabar tersebut.Andre merasa sangat marah. "Apa yang dilakukan oleh Lukito ini? Aku menyuruhnya merahasiakan masalah Elizabeth, tapi dia malah menyebarluaskan masalah ini?"Jacques mengernyitkan alisnya dan bergumam, "Mereka menuju ke gudang amunisi ...."Ekspresi Andre tiba-tiba berubah dan b
Bawahan Andre bergegas ke gudang amunisi, tetapi mereka sudah terlambat. Melihat semua penjaga gudang amunisi sudah mati di tangan Lukito dan mayat-mayatnya berserakan di luar pintu gudang, ekspresi Andre langsung menjadi muram.Pada saat yang bersamaan, bawahan Lukito juga melihat Andre dan berkata, "Bos, Andre sudah datang bersama orang-orangnya. Kita harus bagaimana?"Kakek Ambar berkata dengan tenang, "Jangan panik, gudang amunisi sudah di tangan kita sekarang. Kalau mereka memaksa untuk masuk, kita bisa meledakkan tempat ini!"Wajah Lukito menjadi pucat. "Meledakkannya? Bukankah kita semua akan mati juga?"Lukito tidak ingin mati. Bukan hanya dia, bawahan yang lainnya juga tidak ingin mati. Mereka semuanya sepertinya tidak puas dengan saran yang diajukan Kakek Ambar.Kakek Ambar mendengus. "Siapa yang menyuruh kalian benar-benar meledakkan gudang amunisi ini? Apa kalian tidak bisa hanya menakut-nakutinya?"Melihat ekspresi Lukito yang bingung, Kakek Ambar berbicara dengan suara pe
Andre menyipitkan matanya. Dia tiba-tiba teringat akan sesuatu dan berkata kepada seseorang di sebelahnya, "Segera bawa orang untuk mencari di mana Dokter Suzy berada!""Baik!"Tidak lama setelah beberapa orang itu pergi, ada seseorang yang bergegas mendekat dari kejauhan. Andre mengenali orang itu adalah salah satu orang dari arena pertarungan. Dia lantas mengernyit dan berkata, "Kenapa hanya kamu seorang saja yang datang? Di mana Jacques?"Orang itu berkata dengan cemas, "Tuan Jacques ... dibunuh oleh seorang manusia mutan."Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Andre tiba-tiba berubah dan para bawahan di sekitarnya juga terkejut. Pertama, Elizabeth yang mati, sekarang Jacques juga menjadi korban ....Andre menatap pintu gudang yang tertutup rapat dengan wajah yang muram dan berkata dengan nada dingin sambil menggertakkan giginya, "Lukito, kamu hebat sekali!"Andre berusaha menenangkan diri dan berkata kepada bawahan Jacques, "Bawa semua orang di arena pertarungan kalian yang bis
Sepertinya ada sesuatu yang meledak dan kekuatan yang sangat besar itu membuat mereka yang bersembunyi di bawah tanah juga merasakan getarannya. Guncangan yang sesaat itu membuat beberapa batu kecil dari dinding batu itu terjatuh. Suzy dan Robert segera saling memandang dan melihat kekhawatiran di tatapan masing-masing.Cole berkata secara spontan, "Pertarungan dimulai!"Suzy bertanya dengan penasaran, "Cole, apa yang sebenarnya telah terjadi?"Kali ini, Cole tidak menyembunyikan apa pun dari Suzy dan menjelaskan, "Kakek mengatakan saat keadaan sedang kacau, aku harus membawa semua orang pergi dari sini."Usai berkata demikian, Cole melihat ke semua orang dan menginstruksikan, "Cepat, semuanya ikuti aku."Suzy tertegun sejenak. Jika kakek ingin mereka pergi dari sana, lalu bagaimana dengan kakek sendiri? Robert menoleh dan berkata kepada Suzy, "Kita keluar untuk periksa situasinya dulu."Suzy merasa sedikit lebih tenang. "Baik."Suzy mengikuti langkah Cole. Ratusan orang itu berbaris m