Share

Bab 42_ Pengakuan Smith

Untuk pertama kalinya, Smith mengendarai mobil pemberian sang ayah yang selama ini anteng saja di garasi rumah. Ia menyetir dengan dada yang masih panas. 

Suara Sinta yang menertawakan dirinya, tidak bisa hilang meski Smith telah memejamkan mata. Juga wajah polos Sisil yang menyimpan kebusukan di balik segala sikap lembutnya. Setidaknya dua hal itulah yang membuat batin Smith berkecamuk sampai akhirnya tidak kuat untuk berdiam diri saja.

Gadis itu pun pergi meninggalkan rumahnya tengah malam, setelah sebelumnya berusaha keras untuk tidur dan selalu gagal. Smith tidak berpamitan pada siapapun kecuali Pak Jono, yang kemudian membantu membukakan pintu gerbang.

Pak Jono yang memandang heran majikan mudanya itu, tidak berani menanyakan apa-apa lantaran terlihat jelas jika Smith sedang sangat marah. Pak Jono hanya mengangguk ketika Smith memintanya agar tidak memberitahu siapapun soal kepergian gadis itu. Smith juga mengatakan hanya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status