Share

Mimpi Buruk

“Bunda, Rafli rindu, tetap bersama Rafli, ya, Rafli mau tidur di pangkuan Bunda, Rafli mau dipeluk Bunda,” suara Rafli terdengar begitu jelas di telinga Jihan.

Jihan terus memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri. Mencari sumber suara Rafli.

“Rafli! Kamu di mana, Nak?" teriak Jihan.

“Bunda, Rafli di sini.”

Jihan langsung menoleh ke belakang, netranya melihat sosok anak bungsunya—Rafli. Ia memakai baju serba putih, kulitnya yang putih semakin putih bersih, bercahaya. Jihan meneteskan air mata, perlahan Jihan berjalan mendekat ke arah Rafli yang sedang tersenyum padanya.

“Bunda, Rafli rindu, Rafli mau dipeluk Bunda, Rafli juga mau tidur sambil diceritain dongeng si kancil,” ujar Rafli dengan air mata yang luruh.

“Anakku,” gumam Jihan seraya terus berjalan mendekat ke arah Rafli.

Namun, semakin didekati sosok Rafli semakin menjauh. Bahkan perlahan tubuh Rafli semakin memudar. Dan perlahan lenyap tak terlihat lagi. Tangan Jihan ingin menggapai tangan Rafli, tapi, tidak bisa. Jihan menjerit h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status