Share

Mengoyak Luka Lama

"Rupanya buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya." Sekar berdiri menatap Bramantyo sambil mengangkat wajah.

Ia memicingkan mata sambil menarik ujung bibirnya, mencibir lalu membuang muka penuh kesal. Dadanya masih naik turun menahan amarah yang susah payah ia sembunyikan. Sehingga wajah cantiknya tampak pudar oleh keangkuhan.

Bramantyo menoleh ke asal suara. Pun Kemala yang turut menatap heran atas kedatangan wanita paruh baya itu. Mereka masih tertegun, menoleh satu sama lain.

"Marco! Tolong jelaskan, apa semua ini!" Bramantyo beralih menatap Marco yang berdiri mematung di samping Sekar.

Tanpa mengatakan apapun, Marco memilih tetap berada di sisi Sekar. Seolah hatinya telah membunuh persahabatan mereka, ia lebih takut kehilangan semua yang telah diberikan Sekar daripada menunjukkan kesetiakawanan-nya pada Bram. Tentu hal itu membuat Bramantyo geram, rahangnya mengeras, kedua tangannya pun mengepal.

"Tidak perlu heran, Marco memang orangku, aku sengaja menyuruhnya berada di dek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status