Share

80

BAGIAN 80

AZAB

          “Dimas, Dito, setelah melihat semuanya dengan mata kepala kalian sendiri, masih juga mau menyalahkan Tante Riri dan Oma?” Bang Tama bertanya dengan suara yang dingin. Kalimat itu seperti ujung mata pisau yang tajam. Bukan ditujukan padaku, tapi bisa kurasakan betapa tajam dan menusuknya.

          Namun, anak-anak Bang Tama malah semakin bungkam. Tak ada sepatah kata pun meluncur dari bibir yang semula begitu sinis menari di hadapanku. Mereka seolah bertransformasi menjadi batu yang tak memiliki nyawa. Mematung diam dengan kepala yang masih tertunduk dalam. Mereka pasti merasa malu luar biasa. Dikiranya, aku hanya diam saja atas perlakuan mereka padaku? Maaf, Dimas dan Dito, meski aku tante kalian, tapi aku juga berhak untuk mengadukan sikap nakal tersebut kepada Bang Tama!

       &

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status