Share

Cemburu Buta

Sinar mentari pagi menghangatkan tubuhku. Bukan berjemur, aku hanya menjemur cucian. Aku takut hitam jika lama-lama kepanasan. Nanti enggak imbang sama kulit putihnya Pak Arfan.

Hari ini aku berangkat kuliah bersama Nindi. Aku memintanya menjemputku karena ada hal yang harus aku ceritakan. Seharusnya ini menjadi hari bahagiaku karena nanti malam aku akan dilamar. Namun, seperti ada yang mengganggu hati ini.

Wanita itu menyebalkan sekali. Bisa-bisanya dia meminta Pak Arfan mengaji di rumahnya. Bukankah ada banyak ustaz di sini? Kenapa mesti calon suamiku? Dan aku tidak diizinkan ikut pula. Huf, aku membuang napas lelah.

“Fa, Nindi udah datang!” teriak ayah.

Ayah sedang sarapan di dapur bersama Faiha dan Ilham. Aku sudah sarapan lebih dahulu kemudian menjemur baju.

Usai berjemur, aku langsung menemui Nindi. “Tunggu sebentar, aku ambil tas dulu.”

Aku mengambil tas dan pergi. Sesampainya di kampus, aku mengajak Nindi langsung ke kelas. “Ayo kita masuk, mumpung belum ada anak-anak.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
yah itu keluarga Arfan Syifa
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Nah Syifa...pasti kamu bingung,'kan? Kenapa justru Nia & keluarganya yg datang? Sabar...Jangan kaget....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status