Share

Chapter 20

Dewa terus berjalan mendekati pria tersebut, yang tak lain adalah Bram---ayahnya. Ia tidak menyangka setelah puluhan tahun tidak bertemu, dan sekarang baru dipertemukan kembali. Rasanya seperti mimpi, tapi ini kenyataan, Dewa benar-benar bahagia masih diberi kesempatan untuk bisa melihat wajah ayahnya. Tak terasa mata Dewa berkaca-kaca.

"Papa." Dewa menghambur kepeluka Bram.

"Dewa, kamu sudah besar, Nak." Bram melepas pelukannya dan menatap wajah Dewa dengan penuh haru. Bram tidak menyangka sekarang putranya sudah tumbuh dewasa.

Setelah itu, Dewa mengajak Bram untuk duduk, pria berlesung pipi itu melupakan pekerjaannya, ia benar-benar merasa bahagia karena bisa kembali bertemu dengan ayahnya. Keduanya saling berbincang dan juga melepas rindu, Bram merasa bersalah karena dulu meninggalkan Dewa tanpa pamit. Namun semua itu sudah berlalu, Bram bersyukur karena Dewa tidak membencinya.

Sementara Dewa, ia benar-benar tidak bisa membenci Bram, meski dulu p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status