Share

207. Sebuah Rahasia

Rey duduk di kursi kayu yang keras, menatap Zachary dengan sorot mata yang tajam. Tidak ada keakraban atau juga kebencian, hanya saja terasa adanya jurang tak kasat mata yang memisahkan.

"Sebagai saudara, ya … meskipun hanya saudara sambung saya siap untuk membantumu.”

Zachary mencoba untuk meyakinkan Rey agar bersedia untuk bekerja sama dengannya. Dendamnya kepada Surya Wijaya sepertinya mulai menjalar tanpa arah. Tanpa alasan yang jelas dia ingin menghancurkan semua orang.

Sebuah meja kayu yang sederhana tetapi tetap terlihat elegan memisahkan Rey dan Zachary. Di tengahnya, sebuah vas kecil berisi bunga liar yang segar mempercantik tampilan meja. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela besar memberikan kesan alami yang menghangatkan. Rey menghela napas panjang, berusaha untuk tetap terlihat tenang, meskipun hatinya sudah dipenuhi amarah.

Pelayan datang dengan senyum ramah, membawakan menu. Rey memesan kopi hitam tanpa gula, sementara Zachary lebih memilih teh hijau. Saat pelayan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status