Share

32. Abdullah dan Rangkuti Tiba di Istana

Pagi itu, Rangkuti masih tertidur nyenyak di atas bebalean yang terbuat dari batang bambu dan hanya beralaskan sehelai kain saja.

Bebalean tersebut berada di dalam gubuk sederhana yang berdiri kokoh di pinggiran hutan yang ada di wilayah kepatihan Waluya Jaya.

Rangkuti terbangun ketika hari sudah menjelang siang. Entah apa yang ada dalam pikiran anak seusia itu? Tiba-tiba saja, ia menangis dan sukar untuk diberikan pengertian.

"Rangkuti, diamlah! Kau sekarang aman bersama Paman!" seru Abdullah sambil menggendong anak laki-laki berparas tampan itu. "Kau ini anak yang baik, diamlah!" Abdullah terus berusaha untuk meredam tangisan Rangkuti.

"Aku ingin bertemu dengan bopok dan biung, Paman," sahut Rangkuti berbicara dengan suara yang tidak jelas karena disertai tangisan yang tak henti-hentinya. Air matanya yang deras seakan-akan melukiskan kesedihan yang teramat mendalam yang tengah ia rasakan kala itu.

"Besok kita ke istana kerajaan! Bukankah kau ingin melihat istana megah?" tanya Ab
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status