Share

76. Sebuah Perjalanan

Dengan demikian, mereka langsung mendirikan saung sederhana untuk dijadikan tempat bermalam mereka di tempat tersebut.

"Sebaiknya Paman dan Abdullah Salat Magrib saja dulu! Biarkan saja saung ini aku dan Sami Aji yang merapikannya," ucap Saketi lirih.

Ia sangat menghargai perbedaan di antara mereka. Karena walau bagaimanapun, Junada dan Abdullah memiliki kewajiban yang lebih penting dari itu, yakni ibadah salat yang secara rutin harus mereka tunaikan di setiap datang waktunya.

"Baik, Pangeran." Junada tersenyum lebar menatap wajah Saketi.

Setelah itu, ia langsung mengajak Abdullah mencari sumber air yang ada di sekitar tempat tersebut, untuk segera mereka mensucikan diri sebelum menjalankan ibadah Salat Magrib yang sudah hampir tiba.

"Aku rasa tempat ini aman untuk dijadikan tempat istirahat kita malam ini," desis Sami Aji yang baru selesai memasang atap saung tersebut.

"Kita harus segera mencari kayu bakar, sebentar lagi gelap!" ajak Saketi lirih.

"Baiklah, kita ke sana saja!"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status