Share

Tenang

Buya Rahman menghela napas panjang. Dia memang sangat jarang berkomunikasi dengan Qiara karena hanya beberapa kali saja Qiara ikut serta datang ke pondok pesantren. Itupun dia tidak sempat berbincang-bincang dengan Qiara karena sepertinya Qiara lebih tertarik untuk berbincang-bincang dengan para santriwati atau para ustadzah di pondok pesantren.

Namun Buya Rahman sangat yakin bahwa Qiara adalah seorang gadis yang baik yang tentu saja bisa berpikir jernih.

"Kamu pasti mengenal Qiara dengan baik. Kamu pasti tahu sebesar apa kadar cintanya padamu. Kamu juga pasti sudah menanamkan moral moral dan segala pendidikan tentang agama pada Qiara. Jadi jangan pernah mencemaskan hal-hal yang seperti itu sehingga membuat kamu dan Pak Bustomi ribut seperti tadi," tambah Buya Rahman lagi.

Zaydan menatap lekat-lekat manik mata Buya Rahman. Lelaki yang memiliki pengetahuan serta wawasan tentang ilmu agama yang teramat sangat luas itu selalu memiliki sorot mata yang teduh dan bisa menenangkan hati Zayda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
ini bnr qiara mau cerai am zaydan atau zaydan hanya mimpi ya thour
goodnovel comment avatar
Dwi Handayani
nah kan, kekhawatiran qiara tentang bu jamilah, apapun yg terjadi biar lah aja gimana baiknya semoga aja nantinya bu jamilah mau mengerti dan menjadi lebih baik lagi
goodnovel comment avatar
Inon Poenya
perjuanganmu akan semakin sulit nih zay,, usahamu harus lebih keras lagi buat luluhin hati qiara dan pak Bustomi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status