Panas terik kota Aston membuat suasana hati Leroy semakin tidak karuan. Dia pergi membawa emosi yang tidak tersalurkan. Namun, langkahnya langsung terhenti begitu mendengar obrolan Angeline dan Chika di belakang punggungnya."Bu Angel, kamu masih beruntung ada Pak Mario yang selalu bantu nyari orderan hampir setiap bulan," ujar Chika. Wajah Angeline yang semula suram, berubah bahagia. Dia tersenyum sumringah saat mengingat pengorbanan Mario selama ini."Kalo nggak ada Mario, aku nggak tau gimana caranya nutupin target orderan yang kurang Rp500 juta," balas Angel. "Kamu tau sendiri, Chika! Suami benalu kayak Roy nggak bisa diandalkan."Mario? Orderan? Rp500 juta?Maksudnya, Mario membantu Angeline?"Nggak usah sungkan gitu, Angel!" Mario berusaha menghibur Angeline. Dia mengusap kepala Angeline dengan lembut. Mario menunjukkan kasih sayang kepada Angeline di depan umum. Memberikan perhatian khusus kepada istri orang lain, apakah itu adalah ciri-ciri pria yang baik?Atau hanya penci
Wajah Mario memucat. Otaknya berpikir keras mencari solusi agar dia bisa menyelamatkan wajahnya di depan Angeline dan di depan semua orang. Mario memaki Leroy di dalam hati. 'Leroy Opulent, kamu bener-bener pembawa sial! Bisa hancur reputasi aku kalo Angel minta hubungin Papa sekarang!'Mario Narawangsa adalah Tuan Muda ke-2 di keluarga Narawangsa. Mario sangat berbeda dengan kakak laki-lakinya yang merupakan Tuan Muda Pertama. Dia adalah Charles Narawangsa yang kompeten dalam berbisnis. Charles menduduki jabatan Direktur Eksklusif PT Narawangsa Utama. Sedangkan Mario hanya menduduki posisi Manajer Keuangan. Perbedaan inilah yang kerap membuat sang ayah memperlakukan Mario dengan dingin. Bahkan Henry menganggap Mario hanyalah beban keluarganya saja. Meskipun Mario lulusan sarjana ekonomi, tetapi dia tidak memiliki prestasi apapun di bidang keuangan. Itulah sebabnya, Mario hanya menduduki posisi Manajer Keuangan dan bukan Direktur Keuangan."Angel, kalo mau, aku bisa telepon Ayah se
Elegan dan misterius? Wajah Angeline memucat. Apa maksudnya? Mengapa Leroy menatap Angeline dengan pandangan menghina saat mengatakan dua kata itu?"Ngapain kamu lihatin aku kayak gitu, Roy? Jangan harap aku mengampunimu karena kekacauan ini!"Mendapatkan cibiran dari istrinya, Leroy hanya tersenyum sinis. Detik berikutnya, terjadi kehebohan dari beberapa orang di sana yang menyaksikan kecantikan kalung berlian itu. "Ka-kalung A Heritage in Celeste udah resmi terjual," kata perempuan yang menghina Leroy tadi. "Berdasarkan keterangan di website, kalung ini dibeli oleh seorang pria sebagai hadiah pernikahan untuk istrinya." Perempuan itu menunjukkan headline news pada website Opulent Couture di layar handphone kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya.Beberapa saat kemudian, semua orang menatap Angeline.Benar saja! Hari ini adalah ulang tahun pernikahan ke-6 Leroy dan Angeline. Bahkan, Angeline melupakan hari pernikahan mereka."Astaga! Kalung A Heritage in Celeste benar-benar se
"Astaga! Baru juga makan dua suap. Majikan udah manggil aku aja!"Leroy memelankan suara saat menggerutu. Dia meletakkan piring makan hadiah pembelian sabun cuci piring di supermarket. Para pelayan tahu, Leroy selalu memanggil kedua mertuanya dengan sebutan majikan.Sejak pertama tinggal di rumah ini, Vanessa melarang Leroy makan dan minum menggunakan piring dan gelas keramik mewah keluarganya. Itulah sebabnya, Leroy menggunakan peralatan makan seperti pelayan pada umumnya. Vanessa juga melarang Leroy makan di ruang makan bersama mereka.Sesampainya di ruang makan, Leroy berdiri di hadapan Vanessa dan Angeline. "Kenapa, Nyonya? Masakannya nggak enak? Mau dimasakin menu yang lain?" tanya Leroy, dia berpura-pura tidak mendengar percakapan ibu mertua dan istrinya.Vanessa semakin emosi mendengar pertanyaan Leroy. "Jangan berlaga bego! Mana kalung berliannya?!"Vanessa mengangkat dagunya agar ekspresinya terlihat angkuh. Vanessa sangat paham bahwa istri-istri keluarga kelas atas menginc
Rafah, gadis kecil berusia 5 tahun yang baru kehilangan sosok ibu angkatnya. Dia tinggal hanya bersama sang ayah yang bekerja sebagai pemulung. Rafah dan ayahnya adalah penghuni salah satu rumah kardus di bawah kolong jembatan Frost. Di bawah jembatan ini memang terkenal dengan daerah kumuhnya. Selain Rafah, masih ada keluarga Andaru dan Juwita yang tinggal di rumah kardus. Namun atas perintah Leroy, kedua keluarga itu sudah pindah dari sana dan menempati rumah sederhana yang telah Leroy beli. Rafah tertawa senang dengan kedatangan Leroy. Di belakang Rafah, ada Kasimーayahnya. Leroy menggendong Rafah. "Pak, kenapa kalian nggak siap-siap pergi?" tanya Leroy. "Kemarin kan aku udah bilang mau ajak kalian tinggal di tempat yang lebih layak." "Maafin, Bapak, Nak. Tapi, Bapak udah nyaman tinggal di bawah kolong jembatan layang kayak gini." Kasim Abdullah, 64 tahun. Dia dan istrinyaーArum, menemukan Rafah di tempat pembuangan limbah. Karena Kasim dan Arum tidak memiliki keturunan
"Leroy, kamu brengsek!"Angeline berjinjit mengayunkan tangan kanan untuk menampar Leroy. Hatinya sakit mendengar penghinaan Leroy. Plak!Ini adalah kali pertama Angeline mendapatkan penghinaan. Angeline memiliki kecantikan yang tersohor dan bentuk tubuh yang indah. Hampir seluruh pria di kota Aston terpikat padanya. Mereka memimpikan bisa berkencan dan menikahi Angeline. Tapi sekarang, bisa-bisanya Angeline mendapatkan penghinaan dari suami miskin yang bahkan tidak jelas asal-usulnya!Leroy menaikan alis mata. "Kamu?!""Kenapa, Roy?! Jangan dikira aku nggak berani sama Suami benalu kayak kamu!"Leroy menggertakkan gigi. Dia merasa tidak senang. Namun, dia tetap menjaga martabatnya sebagai laki-laki dengan tidak main tangan kepada perempuan.Tentu Leroy akan membalas hinaan dan tamparan yang didapatnya dari Angeline. Namun untuk saat ini, dia sengaja menyembunyikan perasaannya dari Angeline. Masih dengan sikapnya yang tenang, Leroy berkata, "Kenapa kamu marah? Harusnya kamu bersyuk
Pukul 07:00 pagi di Lamont Village.Di jam-jam segini, anggota keluarga Angeline sudah duduk di ruang makan untuk sarapan bersama. Leroy sedang menyiapkan aneka menu sarapan di meja makan. Dia mendengarkan obrolan mertua dan adik iparnya."Dita, hari ini pembukaan kantor cabang Opulent Holdings di kota Aston. Denger-denger, pemiliknya pria tua bertongkat yang mengincar Nona Gina."Apa?! Pria tua bertongkat? Vanessa menyebut Leroy sebagai pria tua bertongkat?Leroy tercengang. Dia hampir menjatuhkan selai kacang ke lantai saat mendengar ibu mertua membicarakan dirinya. Untung saja, tidak ada yang memperhatikan Leroy!"Pria tua bertongkat?!" Dita kaget bukan main. Wajahnya dipenuhi kengerian. "Nona Gina Mamahit itu kan salah satu wanita tercantik di kota ini. Kok bisa pria tua nggak tau malu itu menginginkan Nona Gina?!"David juga kaget dengan perkataan istrinya. Usai menyeruput kopi, dia memalingkan wajah ke arah Vanessa.David ikut bicara. "Itu artinya, si tua bangka masih normal kar
Pagi yang hangat di kota Aston. Leroy memarkirkan motor listriknya di basement gedung pencakar langit Shiba Tower. Kemudian, dia berjalan menuju pintu masuk.Sebelum masuk, Leroy berdiri cukup lama memandangi logo perusahaannya yang bertuliskan OpH dengan tinta keemasan dan gambar naga berwarna merah yang ganas. OpH yang berarti Opulent Holdings. Leroy menggunakan ikon naga merah karena dia tahu makna naga yaitu sebagai simbol dari unsur kebaikan dan keberuntungan.Baru saja ingin melangkah masuk, Leroy mendengar suara ribut-ribut dari arah belakang."Hei, lihat siapa ini yang dateng?"Itu adalah suara wanita. Leroy bergegas membalikkan badan. "Zee?" Leroy mengenali wanita cantik nan seksi di belakangnya.Zee Nayoan, nona muda kedua dari keluarga Nayoan yang memiliki bisnis jasa transportasi terbesar kedua di kota Aston. Dia selalu bersikap sombong dengan membanggakan nama keluarganya. Padahal Zee sendiri tidak pandai berbisnis. Dia hanya mengandalkan tubuhnya untuk mendapatkan proy