Share

19. Terluka Lagi.

Kiran melirik Demitrio yang berkendara dalam diam. Kedua tangan Demitrio dengan lincah mengendalikan kemudi, sementara tatapannya lurus ke depan. Kiran amati, selama berkendara Demitrio tidak pernah memotong jalan kendaraan lagi apalagi mengebut. Demitrio adalah seorang pengguna jalan yang baik. Tidak salah memang kalau dirinya menjadi seorang polisi.

"Om Demit," Kiran yang tidak tahan terlalu lama berada dalam keheningan, menyapa Demitrio.

"Sudah saya katakan berulang kali. Jangan memanggil saya Demit. Saya juga tidak suka dipanggil om. Saya bukan om kamu," gerutu Demitrio kesal.

"Sorry, Om. Kebiasaan dari kecil sih. Dulu kita 'kan musuhan." Kiran meringis.

Sekarang pun masih sepertinya.

"Itu karena kamu terus mengingat kata-kata si Rasya sialan itu." Demitrio berdecak. Asal mula Kiran memanggilnya Demit adalah karena mulut usil Alrasya Abiyaksa. Pengacara bermulut ember itu yang memberitahu Kiran, perihal mencari tahu teman ataupun musuhnya. Jikalau teman, maka mereka akan memanggi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status