Share

Halusinasi

Dinda menahan jemarinya yang bergetar saat menempelkan ujung jarinya ke mesin absensi yang menempel di dinding dekat lift. Ia mengembuskan napas berkali-kali untuk meredakan sesak yang kembali mulai menekan ulu hatinya. Mesin absensi itu memberi tanda bahwa sidik jari Dinda tidak terdeteksi. Dinda kemudian menyeka jemarinya dengan ujung baju, mencoba kembali menempelkan jarinya ke mesin yang mendeteksi sidik jarinya itu, tetapi masih gagal.

"Masih lama?" tanya seseorang dari belakang Dinda.

Saat Dinda berbalik, ternyata sudah ada beberapa karyawan yang juga tengah mengantri hendak menggunakan mesin absensi.

Merasa tidak enak hati karena harus membuat beberapa orang menunggu, Dinda akhirnya memencet panel angka, memasukkan nomor identitas karyawannya dengan jari bergetar. Setelah itu, Dinda buru-buru meninggalkan mesin absensi dan berjalan cepat menuju ruangannya. Meski di luar ekspresi Dinda terlihat masa bodoh, tetapi di dalam hati Dinda merasa gentar bertatapan langsung dengan or
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status