Share

Bab 46.b

“Why? Awak tak sedang berpikir tuk meninggalkan Abang kan?”

Aku tertawa sambil menepis kosong. “Tak lah.”

“Lalu si boy ... maksud Abang, Rasya, tadi cakap apa?” Iris Bang Rasya kembali ke jalanan. “Aneh ya panggil anak pakai nama sendiri.” Dia menggeleng.

Aku melepas pelukan di tangannya. Duduk seperti biasa. “Dia bilang mau menikahiku,” kataku sambil tertawa, lalu kuceritakan apa yang anak itu katakan tadi dengan menggunakan logat sok dewasanya.

Bang Rasya ikut tertawa mendengarnya.

“Dia sudah baligh, Bang, ajarkan dia sembahyang tepat waktu.”

“Oh, ya. Awak tahu?”

“Dia menceritakan itu pada saya, tapi merahasiakan dari ibunya. Iya memang sih lagi sakit. Tapi kan dia dosa kalau gak shalat, ya? Eh, iya, tak?”

Bang Rasya mengangguk dan diam. “Abang dah banyak kehilangan waktu tuk mendidiknya. Aisha juga pasti sibuk karena harus menafkahi juga.” Raut Abang langsung berubah sedih.

“Sekarang Abang harus mulai mendidik dia. Memangnya kat mana Aisha bekerja?”

“Dia cakap di Aceh ni A
Nendia

Tinggalkan komentar dan bantu rate, ya, Sahabat.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Wiwik Agustin
Alina semoga berbahagia
goodnovel comment avatar
Sukrina Buchari
novel ini apa sudah difilmkan??
goodnovel comment avatar
Mamanya Qimerly
moga alin bahagia selalu,walaupun punya madu alin tetap berlapang dada menerima takdir...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status