Dunia memang terlihat berbeda sekarang. Meskipun, memang bentuknya mirip bumi, tapi ini seperti dunia lain. Ada beberapa hewan yang tidak pernah diketahuinya. Tumbuh-tumbuhannya, semuanya berbeda. Aneh, tetapi juga tidak asing.
Butuh waktu setengah jam hingga mereka tiba di keramaian. Ada pasar juga di dunia ini. Penduduknya pun dari ras yang beragam. Ternyata ada manusia juga di dunia ini.
“Kau tak perlu terkejut ada manusia di dunia ini. Tak hanya itu, kau bisa melihat berbagai ras di sini, dari ras naga, para penyihir, peri, troll, goblin, para kurcaci, dan juga golem. Banyak ras di Dunia Bawah. Di tempat ini ada 3 kelompok besar yang mendominasi daratan dan lautan. Mereka adalah Naga, Peri dan Imperium. Kelompok naga sendiri menguasai pulau-pulau dan lautan. Para Naga terbagi menjadi 4 daerah kekuasaan. Masing-masing dipimpin oleh seorang raja. Kerajaan Naga Laut U
Asri berjalan-jalan di sekitar taman. Istana Pangeran Bagar sangat besar. Di taman ini Asri bisa mengetahui kalau ada tanaman-tanaman yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Ia masih bingung dengan matahari, bulan dan berbagai hiasan langit. Ini benar-benar mirip seperti bumi, tetapi bumi yang berbeda. Tentunya di istana ini tidak banyak orang yang bisa dia ajak berkomunikasi selain dengan Koila. Pelayan itu sangat setia mengikutinya kemanapun.“Kau sudah lama bekerja di sini, Koila?” tanya Asri.“Sudah cukup lama,” jawabnya.“Kau sepertinya juga seorang yang setia,” puji Asri.“Aku bekerja di sini sebenarnya juga terpaksa, karena tak ada pekerjaan yang bagus.”“Oh, ternyata hal seperti itu ada pula di duni
Aryanaga berada di kamar sambil melihat keadaan di luar. Pasar ternyata cukup ramai dilihat dari penginapan ini. Ada orang berpakaian seperti prajurit hilir mudik, pasti mereka sedang patroli. Aprilia membawa nampan berisi makanan dan minuman ke dalam kamar. Aryanaga menoleh kepadanya saat gadis itu masuk“Makanlah! Kau butuh tenaga untuk bergerak,” kata Aprilia.“Aku merasa tak asing dengan dunia ini,” ujar Aryanaga, “apa karena sebagian dari diriku ada di sini?”“Ini juga adalah rumahmu, Pangeran. Tapi sebenarnya kita sama, aku juga lebih banyak menghabiskan waktu di Dunia Atas. Aku juga sekolah, aku kuliah dan aku juga bekerja di Dunia Atas.”“Oh, kau pernah bekerja? Sebagai apa?”“Aku punya
Bandi berada di pasar. Dia melihat-lihat keadaan, berusaha untuk bisa mencari informasi tentang Pangeran Bagar. Istana Pangeran Bagar sebenarnya sudah kelihatan dari pasar. Bangunannya tinggi sehingga dari jauh menaranya sudah terlihat. Di istana itu orang bisa keluar masuk, terutama para pekerja dan pelayan. Bandi berada di dekat para prajurit dan para pelayan yang sedang berbelanja di pasar. Telinganya ia pasang agar bisa mendengar suara-suara rahasia.Ada beberapa prajurit yang sedang berbincang-bincang serius. Bandi mencoba untuk mendengarkan pembicaraan mereka. Kedua prajurit ini termasuk ras naga.“Kau tahu, seharusnya kita berada di medan pertempuran, kenapa malah harus menjaga istana anaknya Antabogo?” gerutu salah satu prajurit.“Sudahlah, kau itu cuma jongosnya Pangeran, buat apa kita protes? Toh, selama ini
Bandi dan Pado menuju ke sebuah tempat yang cukup terpencil, jauh dari keramaian. Di sana ada sebuah perkampungan yang dihuni oleh orang-orang dari kelas bawah. Ada beberapa ras terlihat di sana, manusia, goblin dan beberapa ras naga. Melihat kedatangan Pado, sebagian dari mereka bersiaga karena di belakangnya ada Bandi.“Jangan takut, dia teman,” ucap Pado.Orang-orang pun kembali ke sikap biasa. Melihat bagaimana mereka bisa sewaspada itu, Bandi akhirnya memahami kalau perkampungan ini bukan perkampungan biasa.“Kau terkejut, ya? Kami semua adalah mantan prajurit. Sebagian dikecewakan oleh Antabogo, sebagian lagi dikecewakan oleh Raja Primadigda. Kami terkadang, menjadi tentara bayaran hanya karena ingin menyambung hidup,” jelas Pado.“Dikecewakan Raja Primadigda?&rd
Hari sudah malam di Dunia Bawah. Asing memang melihat pemandangan dua bulan di langit. Asri baru saja menyelesaikan makan malamnya. Dia makan daging entah dari hewan apa tapi rasanya seperti kambing. Dan juga buah-buahan aneh yang rasanya mirip dengan mentimun dan juga seperti apel. Asri menamainya mentimun dari Dunia Bawah dan Apel dari dunia bawah, walaupun dia tahu namanya bukan itu. Ia juga tak bernafsu untuk bertanya kepada Koila apa nama buah tersebut.Dia berada di istana, tetapi rasanya terkurung. Biarpun dikatakan bebas kemanapun, tetapi ia tetap saja sebatas jalan-jalan ke seluruh penjuru bangunan istana yang memang sangat luas. Dia sangat penasaran dengan satu bangunan yang katanya adalah tempat pribadi Pangeran Bagar. Sebenarnya ia bisa saja masuk ke sana karena memang ada hak khusus yang diberikan oleh Sang Pangeran. Tapi, buat apa?Asri makan sendiria
Pangeran Bagar menuju ke ruangan yang lain. Dia berjalan santai sambil mengamati barisan obor yang menerangi di sepanjang lorong. Begitu ia sampai di sebuah pintu besar, ia pun masuk ke dalamnya. Di dalam ruangan itu ada sebuah kejutan. Dia sampai tak percaya dengan apa yang dia lihat.“P-paman Raja Primadigda!” seru Bagar, “paman sudah datang rupanya.”Raja Primadigda tampak sedang berdiri sambil melihat-lihat lukisan yang ada di ruangan tempat keluarga kerajaan dijamu untuk makan malam. Ruang makan ini cukup luas. Ada meja panjang dan lebar. Masing-masing kursinya memiliki sandaran yang tinggi. Ada lampu-lampu kristal di langit-langitnya, serta lukisan-lukisan indah yang dipajang di keempat sisi ruangan. Di meja tersaji berbagai masakan yang memang sudah dipersiapkan oleh Pangeran Bagar.“Aku hanya memenu
Raja Primadigda mengambil gelas yang kosong, setelah itu menuangkan minuman yang ada di teko. Sebenarnya, tak ada yang spesial dari minuman tersebut. Hanya jus buah, tetapi melihatnya saja membuat sang raja ingin meminumnya. Entah kenapa ia tiba-tiba merasa haus.“Itu jus buah melon. Aku khusus membuatnya, aku sangat suka sekali meminumnya setiap hari,” ujar Pangeran Bagar.Raja Primadigda tak merasa aneh. Ia bahkan meneguk minuman itu hingga tak bersisa. Setelah itu ia letakkan gelas kosong ke meja seperti semula. “Kalau tak ada yang dibicarakan lagi aku pergi.”“Baiklah, Paman. Aku tak bisa mencegah Yang Mulia Raja Naga Laut Selatan,” kata Pangeran Bagar.Raja Primadigda melangkah untuk keluar dari ruang makan tersebut. Namun, ketika keluar dari ruangan ia mera
Bandi datang siang itu membawa kabar baik untuk Pangeran Aryanaga dan Putri Aprilia. Mendengar kabar baik tersebut, Aryanaga dan Aprilia langsung saja menuju ke perkampungan yang dimaksud. Dengan memakai jubah, ketiga orang ini menghindari keramaian dan berusaha tidak terlihat oleh para prajurit.Aryanaga mulai membiasakan diri berada di Dunia Bawah. Ia mendapatkan banyak pengetahuan dari Aprilia. Dari mulai kehidupan yang dijalani para penduduknya, hingga segala hal tentang mitos serta legenda yang sebenarnya tidak begitu penting. Aryanaga senang saja melihat perilaku Aprilia, lebih seperti seorang kakak yang mengayomi adiknya. Mungkin memang seperti itu perasaannya kepada Aprilia dulu ketika masih kecil. Kagum kepada seorang yang dia anggap sebagai kakaknya.“Kau berbeda hari ini, Pangeran,” celetuk Aprilia saat mereka sedang berjalan di jalanan setapak menuju