“Kerinduan tidak pernah peduli apa dan siapa, kerinduan bagaikan air sungai yang mengalir, dan kerinduan akan lenyap setelah sampai pada muara yang bernama 'pertemuan'.”
----------
Setelah semalam Nabilla dirawat di rumah sakit, siang ini dengan di antar Jihan dan Narendra, Nabilla kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia mendapati ibunya tengah bercumbu dengan seorang pria di ruang keluarga. Ia tersenyum kecut saat ibunya tidak menyapan bahkan menanyakan pasal dirinya yang semalam tidak pulang.
Ia semakin yakin bahwa dirinya memang bukan anak kandung Maya, dan ia berharap orang tua kandungnya tidak seperti ibu yang sekarang sedang bercumbu dengan pria yang ia yakini adalah suami orang. Namun meski Maya bukanlah ibu kandungnya, ia akan tetap menghormati dan tidak membenci wanita yang telah membesarkannya itu.
Tanpa menpedulikan ibu dan seorang pria yang sedang saling menghisap lidah dan bertukar saliva, Nabilla masuk ke dala
“Jika kesabaran bernilai dari apapun, itu harus dipertahankan sampai akhir. Dan keyakinan untuk hidup akan bertahan ditengah terpaan badai terbesar sekalipun.” ---------- Nabilla berjalan menuju ke moshola sekolah untuk menunaikan sholat zuhur. Sebenarnya ia tadi ingin mengajak Jihan, tapi sahabatnya itu belum selesai mengikuti pelajaran. Sepanjang jalan menuju mushola, senyum gadis jelita itu tidak pernah luntur, banyak siswa atau pun siswi yang menyapa dan Nabilla pun semakin melebarkan senyumnya membalas sapaan mereka. Meskipun Nabilla tergolong siswa miskin di sekolah tersebut, berkat prestasi-prestasi yang di torehkan dan kebaikan dan kelembuta hati yang dimiliki. Teman-temannya tidak pernah menganggapnya sebelah mata hingga harus di kucilkan. Nabilla menghentikan langkahanya saat laki-laki yang tadi pagi mengganggunya, tiba-tiba menariknya menuju gudang sekolah yang sangat sepi. “Abidzar, lepas….” Nabilla berusaha melepaskan tangannya d
“Hanya hari yang buruk, bukan kehidupan yang buruk. Remember!, Tanpa hari yang buruk hidup tidak akan menjadi lebih baik.”----------Alvaro melempar ponselnya ke dinding kamarnya, hatinya bergemuruh dadanya terasa sesak kala Narendra memberi tahu pasal Nabilla yang di lecehkan oleh Abidzar. Ponsel dengan harga selangit itu kini sudah hancur berkeping-keping, dan tentu saja ponsel itu tidak ada artinya di banding gadis jelita yang pasti saat ini sedang menangis sendu.Varo mengacak rambutnya frustasi, ingin sekali detik ini juga ia kembali ke Purwokerto memeluk gadis jelita itu dan menenagkannya. Namun mengingat mamanya yang belum mengizinkan dirinya pergi, ia jadi bingung. Terlebih sudah lama ia tidak berkumpul dengan mama dan papanya yang memang lebih sering tinggal di Bali.“Argghhh..” Varo bersiap meninju guci yang ada di kamarnya, namun sebelum ia melayangkan tinjuan. Tangannya sudah terlebih dahulu ditahan oleh
“Saat merasa rapuh dan goyah, sebuah pelukan hangat dari orang terkasih, bisa menguatkan dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.”----------Jihan membawa Nabilla ke mobil Narendra, sementara Narendra sedang mengambil tas Nabilla dan sekaligus meminta izin kepada guru untuk mengantar Nabilla pulang dengan alasan sakit. Sementara Olivia yang baru saja menghampiri Nabilla dan Jihan di tempat parkir langsung menatap kedua sahabatnya, tatapannya menyelami manik mata kedua sahabatnya bergantian. Mata sahabatnya yang sembab dan memerah, ia tahu mereka pasti habis menangis.Olivia ingin bertanya, namun langsung mendapat tatapan tajam dari Jihan. Olivia pun mengurungkan keinginannya untuk bertanya, kemuadian ia menatap Nabilla yang diam dengan tatapan kosong. “Liv, tolong nanti bawain tas ku sama tas Jihan ya. Kamu entar nyusul ke rumah Nabilla.” Ujar Narendra yang baru saja datang.Olivia mengerurtkan dahi tidak menger
“ Cinta adalah perasaan yang aneh! Perasaan yang memang luar biasa. Meski abstrak, tapi punya kekuatan luar biasa untuk mengubah hidup. Cinta datang begitu saja, kita mungkin tak menyadari kehadirannya dalam hati. Tahu-tahu, hidup kita sudah dibuat jungkir balik karenanya. Hingga akhirnya, kita tak paham dengan apa yang terjadi dengan diri kita sendiri.”----------Sudah sepuluh menit Nabilla menunggu Alvaro di teras rumah Narendra. Atas desakan Jihan dan paksaan Narendra, akhirnya Nabilla meng iyakan ajakan Varo yang ingin mengajaknya jalan-jalan. Nabilla memang masih enggan untuk berangkat sekolah karena kejadian dimana Abidzar melecehkannya kemarin masih membuat dirinya sedikit takut. Sebenarnya ia ingin dirumah saja, namun Varo malah ingin mengajak jalan-jalan ke Baturaden.Menolak ajakan pria menawan itu percuma saja, karena Jihan dan Narendra memaksa dirinya untuk pergi jalan-jalan dengan tujuan agar dirinya bisa melupak
“Cinta itu sulit untuk kita pahami, terkadang ada hal-hal yang mungkin tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tapi ingat, bahwa cinta itu tidak harus memiliki”----------Dua bulan berlalu, hari ini merupakan hari terakhir Nabilla dan teman-teman kelas dua belas mengikuti ujian kelulusan. Senyum manis terpancar dari wajah gadis jelita yang baru saja keluar dari ruang kelas. “Nabilla, kamu pasti bisa ngerjain semua soalnya ya?” Tanya teman satu kelas Nabilla yang baru saja menghampiri Nabilla.Nabilla tersenyum, “Nggak yakin sih, tapi aku mengerjakan dengan kemampuan terbaikku.” Jawab Nabilla, teman Nabilla pun ikut tersenyum. “Ya udah Bill, aku duluan ya. Semangat Billa.”Ujar siswi satu kelasnya sebelum meninggalkan Nabilla.Pasca pelecehan yang di alami Nabilla dua bulan lalau, gadis jelita itu menjadi semakin semangat untuk menjalani hidup dan menggapai cita-cita. Berkat ora
“Tidak ada yang mengerti, kadang cinta berwujud ciuman atau pelukan. Kadang cinta hanya berwujud dalam sebuah doa, dan tentu tidak banyak yang menyadarinya.”----------Setelah tidak sadarkan diri selama empat jam, Nabilla akhirnya terbangun. Matanya menyipit saat merasakan pusing di kepalanya, ia duduk mengedarkan pandangannya. Kamar yang luas dan sangat rapi yang Nabilla lihat saat ini. Nabilla mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya hingga saat ini ia bisa berada di kamar mewah itu.Ia ingat, terakhir kali ia berada di pantai bersama Varo dan ia melihat bayangan yang begitu jelas menyapa ingatannya dan setelah itu ia pingsan begitu saja. Nabilla hendak turun dari ranjang kala pintu kamar di buka dan menampakkan sesosok pria menawan yang sangat tampan nan matang berjalan mendekatinya. Mata gadis jelita itu tidak berkedip sedetik pun karena saking terpesonanya dengan ketampanan Alvaro saat ini.Varo yang biasanya memakai kemeja,
“Firasat ibu terhadap anaknya itu sangat kuat, ikatan batin antara anak dan ibu itu juga sangatlah istimewa. Hubungan batin yang memang di luar logika memiliki ingatan, perasaan yang tidak bisa dihapus oleh apapun. Bahkan oleh waktu yang memisahkan selama bertahun-tahun sekalipun.” ---------- Pagi harinya Varo mengantarkan Nabilla pulang, gadis jelita itu berjalan memasuki rumahnya dengan perasaan bahagia. Walau tersirat rasa khawatir dan takut akan kehilangan cinta Alvaro ketika berjauhan. Namun ia selalu menegaskan hatinya, bahwa jika memang Varo jodohnya pasti Tuhan akan menjaga hati dan cinta Varo untuk dirinya. Nabilla memasuki kamar dan segera membereskan rumah, sekarang ia lebih santai karena ujian kelulusan sudah selesai dan tinggal menunggu hasilnya. Ia juga sudah jarang ke sekolah, maka dari itu ia akan meminta izin kepada Niken bahwa dirinya bisa masuk full time untuk day sift. Rumah Nabilla ma
“Pulang adalah kata terindah untuk mereka yang sudah berhasil menemukan jalan pulang.” ----------- Seorang pria paruh baya berjalan mendekati Nabilla,“Gadis perawan yang cantik, pasti banyak yang rela membayar mahal untuk keperawanannya.” Celetuk pria yang memutarinya sembari menelisik setiap jengkal tubuh dan wajah ayu Nabilla. “A-apa maksundnya ini, ibu?” Tanya Nabilla, ia menjadi takut setelah mendengar ucapan pria paruh baya itu. Maya tersenyum, senyum yang membuat Nabilla takut, “Nabilla, tadi kamu mau melakukan apapun untuk membayar hutang bapak kamu kan? Makannya ibu bawa kamu ke sini biar kamu bisa bantu ibu. Dan daddy Romi ini yang akan mengajari kamu kerja di sini. Upahnya besar, nanti kamu bisa hidup senang dan nggak usah capek-capek kerja. Hanya perlu goyang dan mendesah saja, kamu bakalan dapat uang banyak.” Ujar Maya disusul kekehan oleh pria paruh baya yang ada di hadapannya. Wajah Nabilla terlih