Share

Chapter 51 Disiksa

Sesampainya dirumah, benar saja apa yang dipikirkan oleh Fikri, mamanya akan mengomel karena dirinya dan Safira tidak pulang kerumah seharian.

Sebuah tamparan cukup keras telah mampir dengan mulus kewajah Fikri.

“Kau apakan Safira sehingga dahinya terluka?” bentak sang mama. Fikri hanya mendengus kesal. Percuma dia jelaskan semuanya, sudah pasti mamanya tidak akan mempercayainya dan akan memukulnya lagi.

“Katakan!” teriak sang mama.

“Maaf, bu…. Kepala saya terbentur saat hendak masuk kamar mandi…..” jelas Safira perlahan.

“Bohong!” bentak Hanum. Kembali tamparan mengenai wajah Fikri lagi. Hanum menarik Fikri dengan kasar, sedangkan saat hendak mencegat Hanum untuk melakukan sesuatu pada Fikri, tangan kekar seseorang menghentikan Safira.

“Jangan campuri urusan seorang anak dan ibunya!” peringat suara itu dengan tegas. Safira menoleh kearah sumber suara tersebut.

“Maaf pak, seharusnya kalian sebagai orang tua tidak pantas selalu memukuli tuan Fikri saat melakukan kesalahan maupun
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status