Share

11. Ciuman Sampai Lemas?

Keesokan harinya ...

Alano membangunkan Elrissa pagi-pagi buta. Dia mengajaknya untuk berlari pagi.

Udara di luar rumah terlalu dingin, sangat amat dingin. Rasanya seperti berada di tempat bersalju tanpa salju.

Suasana masih berkabut tebal. Pepohonan terlihat masih basah, begitu pula dengan dedaunan. Tetes demi tetes air bekas hujan maupun embun berjatuhan.

Kondisi tanah sama lembabnya, bahkan sebagian berlumpur. Tetapi, ada rute jalan kecil berupa tanah berkerikil yang cukup aman untuk berlari.

Elrissa memandangi sekitar. Udara disini begitu segar kala terhirup ke paru-paru. Namun, akibat terlalu dingin, kulit wajahnya sebagian memerah.

"Alano?“ panggilnya.

Alano, yang sedang berjalan di sebelahnya itu, menoleh. "Iya, Sayang?"

"Kamu nggak kedinginan menggunakan kaos tipis begitu?"

Alano hanya menggunakan kaos lengan pendek tipis dipadu dengan celana pendek agak ketat serta sepatu olah raga. Dia menjawab, "Biasa aja, aku terbiasa dingin-dingin gini."

"Daya tahan tubuh kamu bagus terny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status