Share

SELIDIKI

Kenapa juga saat ke rumah mama selalu bertemu mba Winda. Apa tiap hari dia datang ke sini. Mau ngapaian, sih?

"Puyeng, Mba sama cicilannya. Tarlah beli cash kalau udah ada uang!"

"Heleh, belagu punya cash buat mobil. Emang kamu sultan?"

"Rezeki 'kan dari Gusti Allah, Mba! Siapa tahu ada rezeki buat beli Pajero."

Mba Winda tertawa keras mendengar ucapanku. Tawanya tentu saja dipenuhi ledekan. Aku tak peduli dengan hal tersebut. Suka-suka dialah

Aku ke sini hanya mau menyampaikan uang titipan buat mama dari Mita. Katanya jangan nolak sebab ini hadiah dari kami. Meski beliau sudah dinafkahi ayah, tetap saja sebagai anak, aku ingin memberi.

"Eh, Do, Mba boleh pinjam uangnya gak? Digantinya kalau warisan punya mas Agus cair. Lagian uang itu gak dipakai 'kan. Pinjemin mba dululah!"

Jelaslah jawabannya tidak. Benar-benar tak tahu malu, tadi menghina sekarang uang.

"Kamu beneran ngeselin, Do. Udah gak punya kepedulian sama sodara. Awas, ya kalau butuh, gak akan kubantu!"

Terserahlah dia mau n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
rissia
kpn up thor.... ditungguin loh thor...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status