MITAAlhamdulillah, penjualan barang dari konveksi melampaui target. Keuntungannya sesuai kesepakatan disimpan untuk berbagai keperluan juga modal usaha. Rencananya aku dan mas Dodi mau buka usaha, masih dalam tahap pemikiran apa yang cocok untuk kami. Harus benar-benar matang supaya hasil memuaskan ke depan. Rezeki kami seperti keran yang dibuka kembali oleh Allah setelah berbulan-bulan macet. Ini terjadi ketika hati kami berdua telah menyatu lagi. Langkah beriringan, seia, sekata. Pada diri masing-masing tak saling menuntut, malah berusaha memberi yang terbaik.Menurutku fase kehidupan kami lebih baik daripada di awal menikah. Keromantisan mas Dodi saat ini membuatku selalu merasa jadi wanita paling bahagia. Dia tak segan mengucap kata cinta dan beraksi narsis demi menyenangkan istrinya. Pulang kerja pasti bawa apa saja. Hal-hal yang kadang dianggap sepele oleh sebagian pasangan suami istri sebenarnya itu berarti.. Kadang, di tengah kemumetan hidup, kejutan dari pasangan dapat men
MITASetelah berupaya menawarkan tanah juragan Majid ke sana-sini, akhirnya kami menemukan calon pembeli serius. Orang itu bersedia survey tanah minggu ini juga. Namanya Ferdi, duda muda, kaya raya.Ferdi adalah lelaki yang meninggalkanku begitu saja padahal kami sudah bertunangan. Ternyata menikah dengan janda kaya raya. Setelah janda itu meninggal dunia, dia menguasai seluruh hartanya..Mas Dodilah yang mengobati luka menganga akibat pengkhianatan Ferdi. Dia menawarkan cinta yang membuatku mampu bangkit dari keterpurukan. Makanya bagaimana pun sikap mas Dodi, aku tak bisa lepas begitu saja darinya. Banyak kebaikan yang dimiliki pria itu.Pertemuan dengan Ferdi tak sengaja saat aku janjian dengan Erna di sebuah restoran. Pria itu tiba-tiba menyapa dan duduk di kursi berhadapan.. Mau tak mau aku harus melayani obrolannya sampai Erna datang."Kamu masih seperti dulu, Ta, padahal udah tiga puluh delapan ya. Awet cantiknya."Aku tidak tersanjung apalagi melayang-layang dipuji begitu oleh
MITAHari ini Ferdi akan survey tanah. Aku nebeng mobil Erna saja supaya aman dari gangguan mantan. Meski aku tak punya perasaan apapun padanya, 'kan tidak tahu kalau dirinya, kali masih menyimpan perasaan. Apalagi sekarang sedang menyandang gelar duda.Pastinya juga kami pernah punya masa lalu yang indah sekaligus menyakitkan. Memori tersebut tak mungkin terhapus selamanya. Akan ada yang tertinggal sebagai kenangan.Kami tiba di lokasi pukul sebelas siang. Meski mentari tengah terik-teriknya, udaranya tetap mengandung kesejukan. Mungkin karena lingkungannya masih dipenuhi pepohonan.Juragan Majid menyebut angka sesuai kesepakatan kami. Di dalam angka itu ada titipan harga untuk makelar. Pakai batas akhir hingga kami tetap punya jatah besar.Ferdi terlihat lihai dalam bernegoisasi Sepertinya pengalaman dalam hal seperti ini tinggi. Jadi tak mudah dipatahkan.. Aku dan Erna pun bukan orang baru, bisalah mengimbanginya.Harga pun disepakati. Meski kelebihan harga jual dan harga lepas di
Komisi jual beli tanah sudah cair, rekening rahasiaku mulai ada isinya. Ferdi emang sultan, baginya uang segitu mudah sekali dikeluarkan. Tanpa basa-basi langsung transfer.Juragan Majid juga amanah. Uang untuk makelar langsung dibayarkan. Tak ditahan-tahan. Jadi senang bisnis dengannya. Aku bukan hanya dapat dari juragan Majid. Ferdi pun memberi bonus. Katanya sebagai tanda terima kasih sudah jadi perantaranya dengan juragan Majid. Alhasil, rekening makin gendut.Untunglah keuntungan di luar tanah cukup banyak. Jadi mas Dodi takkan curiga kalau aku belanja agak banyak. Dia akan menyangka itu menggunakan hasil penjualan berbagai barang.Dengan uang ini aku bisa membeli mobil sebenarnya, tapi jangan dulu. Nanti malah dicurigai sebab hasil penjualan barang lain masih jauh di bawah komisi tanah.Beli motor saja dulu biar mudah pergi ke sana sini saat motor dibawa mas Dodi. Akan lebih mengefisienkan waktu bagi aktivitas padatku.Setelah bonus dari Ferdi ditransfer, aku memblokir nomornya
Aku merasa mas Dodi hari ini bersikap aneh. Dia tak banyak bicara dan bercanda seperti biasa. Makan pun tak selahap sebelumnya. Beres makan malam langsung tiduran..Sikap dingin tersebut membuatku serba salah. Mau bertanya takut tak ditanggapi. Didiamkan kerasa banget tak nyamannya.Keputusannya, lebih baik didiamkan sampai besok pagi. Mungkin sedang ada masalah di luar jadi butuh sendiri. Setelah istirahat, barulah ditanya ada apa.Esoknya ternyata mas Dodi masih bersikap sama. Bahkan ia sempat menolak sarapan. Jelaslah hal ini membuatku makin bingung.Tak ingin masalah berkepanjangan, aku membuka pembicaraan di meja makan. Kutanyakan baik-baik ada masalah apa sampai bersikap dingin begitu. Kalau ada yang tak disuka baiknya dibicarakan."Aku butuh uang, tolong transfer tiga juta. Adakan?"Itu respon mas Dodi atas pertanyaanku. Mendengar itu kebingungan makin menjadi. Dan muncul juga letupan emosi."Kenapa gak jawab pertanyaanku? Jangan beginilah, mana aku tahu apa kesalahan kalau kam
FERDIMita masih secantik dulu. Tubuhnya pun tetap padat berisi, sangat menggoda dan menantang naluri kelelakianku. Air liur ini sempat terbit saat membayangkan kemolekan yang terkurung dalam pakaian tertutupnya.Dia, wanita yang bayangannya pernah memenuhi tiap inchi ruang-ruang di otak ini. Hampir-hampir tak tersisa celah yang kosong dari segala tentangnya. Senyum, tawa, tangis, kedipan dan seluruh gerak tubuhnya membuatku terpasung dalam jeratan asmara. Gilakah aku di kala itu? Tentu saja tak waras sebab hayalanku hanya seputar Mita dan Mita.Tapi, hayalan-hayalan itu pudar kala cakrawala berpikirku melebar. Nyatanya ada yang lebih menyilaukan dibanding wanita, apalagi kalau bukan gemerlapnya harta.Dengan harta berlimpah, aku dapat memiliki banyak wanita, tidak sebaliknya. Seribu Mita dapat kujadikan pelampiasan napsu kala dunia di tangan. Untuk itulah ketika ada Lidia, janda kaya raya, aku mengempaskan Mita. Saat itu aku berpikir mengorbankan satu Mita takkan menjungkirbalikan du
Pantauan terhadap kinerja anak buah harus ketat. Seloyal apapun mereka, tetap saja peluang curang akan terbuka. Aku tak ingin usaha yang telah dibangun belasa tahun hancur begitu saja.Sesuai perintah, anak buah memberi laporan soal Mita esoknya. Dia memang cekatan sebab semua keterangan tentangnya sudah ada..Jadi suaminya hanya karyawan biasa. Paling berapa, sih, gajinya? Mau-maunya wanita secantik itu hidup bersama dengan lelaki miskin. Apalagi Mita pandai cari uang, bisa jadi benalu itu laki-kaki dalam kehidupannya "Mita memiliki ketidakcocokan dengan keluarga suaminya. Menurut sumber informasi terpercaya, mereka kerap berkonflik. Ini informasi tentang saudara suami Mita."Sepertinya mereka bisa digunakan untuk merebut Mita dari suaminya. Biasanya orang yang memusuhi orang baik itu culas atau pendengki.Orang-orang seperti itu mudah dibeli dengan sejumlah uang. Mereka akan menyerahkan loyalitas jika hidupnya bergantung padaku."Atur pertemuanku dengan mereka, hari ini juga!""Oke
DODIKetika hasutan soal rekening rahasia milik Mita dari mulut mas Agus, tak terlalu kupedulikan. Anggap itu hanya angin lalu yang tak penting dibahas apalagi diselidiki. Namun, beda dengan foto yang disodorkan Adi, meski berusaha untuk tidak terlalu menanggapi, otak ini terus saja ingin tahu lebih jauh tentang pertemuan Mita dan mantan tunangannyaApalagi ketika Adi dan istrinya terus mengatakan bahwa Mita dan Ferdi pernah sangat dekat. Katanya Mereka masih saling cinta. Orang tua Ferdilah yang memisahkan keduanya karena lebih setuju dia dengan wanita lain. Pertemuan mereka kali ini bisa saja membangkitkan perasaan lama. Kalau itu berlanjut tentu saja akan membahayakan rumah tangga kami. Aku sadar secara harta sangat jauh berbeda dengan Ferdi. Bisa saja Mita berpaling karena laki-laki itu akan memberikan kehidupan yang lebih baik padanya.Tapi, Mita bukan wanita seperti itu. Dia setia dan tidak menuntut lebih pada pasangannya. Hanya saja, namanya manusia tetap bisa khilaf, apalagi