Ganesha mematung di tempatny saat menyadari kehadiran dua orang perempuan yang sedang duduk di salah satu meja yang telah dipersiapkan ayahnya. Namun yang lebih menarik perhatian Ganesha adalah sosok perempuan yang sangat cantik. Perempuan yang bertemu dengannya saat sedang sarapan di cafe tadi pagi. Ganindira Violeta.
"Ganesha, kau sudah datang nak...?", Tom berdiri dan memeluknya. Ganesha membalas pelukan ayahnya. "Ya ayah...Apa ayah sudah lama menungguku...?", tanyanya.
Tom mengurai pelukan mereka. "Ayah juga baru tiba. ayo kita duduk...", lanjut Tom kembali duduk di kursi. Ganesha sendiri duduk di samping Ganindira yang masih diam di tempatnya.
"Apa kabar...?" sapa Ganesha.
Ganindira menoleh kearah Ganesha sambil tersenyum kecil. "Baik..."
Disaat Ganesha mau mengatakan sesuatu lagi, Suara Tom mengalihkan perhatiannya. "Karena Ganesha sudah datang, lebih baik kita mulai pembicaraan kita".
Ganesha memandang Tom. "Apa maksud ayah? Maksudku apa yang harus di bicarakan? lalu apa urusannya denganku..?" tanya Ganesha beruntun.
Tom berdehem . "Sebenarnya, ayah memanggilmu kesini karena ada yang mau ayah katakan. Tom mengalihkan pandangannya ke Ganindira yang sedari tadi hanya diam membisu."Mengenai rencana kami. Lebih tepatnya rencana nenek mu dan nyonya Miranda..." tambah Tom lagi.
Baik Ganindira dan Ganesha saling menatap satu sama lain lalu mengalihkan pandangan mereka ke arah ayah Ganesha dan nenek Ganindira.
"Apa maksudnya ini..?,suara Ganindira akhirnya terdengar. "Nek....?"
Miranda menatap Ganidnira. "Tadi pagi sudah nenek katakan bukan kalau nenek punya rencana untuk kebahagiaanmu?. Ganindira mengangguk.
"Nenek Ganesha dan nenek mu ini adalah teman semasa kecil. Saat kami masih muda, kami pernah berjanji akan menjodohkan kalian kalau kami mempunyai cucu laki - laki atau perempuan. Maka dari itu, nenek menjodohkanmu dengan Ganesha agar kau bahagia Ganin. hanya itu yang nenek harapkan, tidak lebih..."
Ganindira sudah menduga kalau hal ini akan terjadi. Kisah yang sangat familiar kini hinggap di hidupnya. Perjodohan antara kakek lah, nenek lah, orang tua lah. Alasan yang klasik dan pasaran bagi seorang Ganindira. Hanya saja apa saat ini Ganindira bisa menolak dan menyangkal perkataan neneknya itu? Kebahagiaan? Ganindira sudah tidak bisa lagi merasa bahagia sejak delapan tahun yang lalu. Lalu apa Ganindira harus mengabulkan keinginan neneknya itu? Ganindira rasa itu belum bisa. Dihatinya masih terukir satu nama.
"Apa aku harus menyetujuinya..?"
Miranda tersenyum. "Harus sayang dan itu untuk kebahagiaanmu. Percayalah pada nenek".
*****
Di meja makan telah banyak hidangan yang disajikan. Begitu juga dengan orang yang ada disana. Setelah membicarakan tentang perjodohan Ganindira dan Ganesha, kini mereka sudah bisa berbicara dengan normal kembali. Saat Miranda dan Tom menjelaskan tentang pembicaraan tersebut, baik Ganindira ataupun Ganesha hanya diam. Mau menolak tidak bisa karena ini perintah mutlak. Kesal, mungkin, Marah ,tidak yakin. Kenapa? karena sepertinya Ganindira maupun Ganesha terlihat baik - baik saja dan tidak keberatan dengan rencana tersebut.
Hanya saja Tom da Miranda tidak menyadari kalau Ganesha tersenyum dalam hati. Tanpa harus bersusah payah, dirinya akan dekat dengan perempuan yang telah mencuri hatinya sejak di perjumpaan pertama. Jadi Ganesha hanya memikirkan bagaimana langkah selanjutnya untuk mendekati Ganindra secaar alami. Karena ada satu hal yang harus Ganesha lakukan karena ini menyangkut masa depannya dengan Ganindra kelak. Ya, Ganesha harus melakukannya meskipun salah satu diantara mereka akan ada yang sakit hati.
"Jadi, apa kalian sudah pernah bertemu?", suara Tom terdengar tiba - tiba. Mengamati Ganesha yang sesekali mencuri - curi pandangan ke arah Ganindra yang sedari tadi hanya diam. Berbicara saat ditanya saja.
"Baru satu kali yah...", Jawab Ganesha.
Tom mengangguk. "Kalau begitu kalian akan sering bertemu setelah ini karena pernikahan kalian akan di langsungkan lima bulan lagi..", terang Tom sambil makan
Baik Ganindra dan Ganesha hanya bisa diam dan mengangguk. "Minggu depan kalian akan bertunangan dulu lalu menikah. Kalian tidak usah memikirkan hal lain, karena ayah dan nyonya Miranda yang akan mengurus semuanya. Yang kalian lakukan hanyalah mendekatkan diri sebelum pernikahan....", terang Tom panjang lebar.
"Baiklah..". Hanya kata itu saja yang bisa Ganin dan Ganesha katakan. Bagi Ganindra mungkin inilah yang yang terbaik untuknya. Benar kata Stefana, ia harus bangkit dari masa lalu karena ia mempunyai masa depan yang menanti. Mungkin Tuhan mengirimkan Ganesha untuknya sebagai pengganti Axelle. Kalau memang begitu, Ganin harus mencoba dulu kan?
*****
Di dalam sebuah ruangan, terdapat sebuah fugura foto yang dipajang dengan ukuran besar. Sosok yang ada di foto tersebut terlihat sangat tampan dengan balutan jas yang melekat ditubuhnya. Namun itu dulu, sebelum kejadian naas tersebut terjadi.
Kini semua itu tinggal kenangan. Menyisakan duka yang mendalam. Yang tersisa hanyalah kesedihan dan kehampaan. Namun tidak untuk Lean.
Lean Damiano merupakan kembaran dari Axell Damiano. Mereka sengaja di pisahkan akibat orang tua mereka yang bercerai. Axell tinggal dengan ayahnya, sedangkan Lean tinggal dengan ibunya. Semenjak Lean dan Axell kecil, keluarga mereka juga sudah berantakan. Ayah yang suka bermain dengan perempuan lain selain ibunya, sedangkan ibunya suka berfoya - foya dengan teman sosialitanya. Lean tumbuh tanpa kasih sayang. Dirinya hanya di manjakan dengan uang yang banyak, mungkin karena itu juga, pergaulan Lean pun berubah seiring berjalannya waktu. Lean menajadi nakal dan suka bergonta ganti perempuan layaknya pakaian. Namun meskipun Lean seperti itu, Lean sangat lah pintar. Nilai akademik yang tinggi dan menjadi mahasiswa terbaik di kampusnya membuat perempuan manapun bersedia menjadi teman diranjangnya. Tetapi Sifat Lean tersebut berbanding terbalik dengan Axell. Axell lahir dengan fisik yang sempurna, sama sepertinya. Wajah yang sangat tampan sama seperti Lean, Pintar, Baik, dan bersahaja.Siapapun dan dari kalangan manapun pasti mengenal Axell.Hanya saja Lean yang yang suak bergonta ganti perempuan, berbeda dengan Axelle yang hanya mempunyai satu orang perempuan. Lean tidak tahu bagaimana Axell bisa bertemu dengan kekasihnya tersebut, yang Lean tahu kekasih Axell tersebut sangatlah cantik dan menarik. Lean hanya sekali bertemu dengan kekasihnya Axell yang bernama Ganindra Violeta. Axell mengenalkannya saat menghadiri acara perusahaan milik ayahnya yang kini di pimpin oleh Axell.
Singkat cerita Axell menjadikan Ganindra tunangannya dan akan menikah dua bulan mendatang. Namun naas, Axelle meninggal di tempat bersamaan denga orang tua Ganindra yang akan pulang ke Jakarta untuk merayakan ulang tahun Ganindra yang ketujuh belas. Kini Lean akan mengganti posisi Axell. Menjadikan Ganindra sebagai wanitanya. Lean terobsesi dengan Ganindira yang cantik, tunangan dari kembarannya.Apapun akan Lean lakukan agar ia bisa bersama dengan Ganindira. Anggap saja Lean sudah gila, karena memang begitulah kenyataannya.Gila akan Ganindira Violeta.
****
"Aku akan menikah..."
"Kenapa tiba - tiba...?"
"Karena aku menginginkannya ..."
"Bagaimana denganku?Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaaanku?'' Tanya seorang perempuan kepada seorang pria yang saat ini sedang berbicara dengannya. Ganesha Erlangga.
"Aku mencintai perempuan itu dan aku akan menikahinya. Jangan salah mengartikan sikapku selama ini karena aku hanya menganggapmu sebagai adikku, tidak lebih..", terang Ganesha kepada perempuan itu.
Celia Viona. Perempuan yang sudah jatuh hati kepada Ganesha Erlangga sejak mereka masih kecil. Saat ini mereka sedang berada di sebuah cafe karena Ganesha tiba - tiba ingin mengajaknya bertemu. Celia kira, Ganesha akan menyatakan cinta kepada, tapi pada kenyataanya tidak. Dengan entengnya Ganesha mengataka kalau ia akan menikah, padahal yang Celia tahu, Ganesha tidak pernah dekat dengan perempuan manapun selain dirinya, tetapi entah kenapa tiba - tiba saja Ganesha mengabarkan kepadanya kalau ia akan menikah. Apa Ganesha tidak pernah memikirkan bagaimana perasaannya. Salahkah Celia karena menyimpan perasaanya kepada Ganesha sedak dulu. Salahkan Celia mengartikan semua perlakuan Ganesha kepadanya. Sampai kapanpun Celia tidak akan pernah rela melepas Ganesha karena Ganesha hanya miliknya.
"Aku tidak mau dengar.." Celia menggenggam tangan besar Ganesha. "Aku mencintaimu..sejak dulu Elang..."
Ganesha menarik pelan tangannya dari genggaman Celia. Sambil menatap datar, Ganesha mengatakan hal yang mungkin akan membuat Celia benci kepadanya.
"Bagiku kau hanya sebatas teman namun kau salah mengartikan kebaikan yang aku berikan padamu. dan kalau bukan karena Gabrielle...", Ganesha menarik napas panjang dan menatap tajam Celia, "Kalau bukan karena Gabrielle, aku tidak akan pernah mau menjadi temanmu atau menganggapmu sebagai adkikku...".
Sakit. Kata itulah yang melekat di diri Celia saat ini. Hati Celia remuk redam mendengar perkataan tajam yang di lontarkan Ganesha. Memang benar apa yang dikatakan Ganesha dan itu tidak salah. Namun setidaknya,, Ganesha tidak perlu menjabarkan kenyataan barusan karena memang itulah kebenarannya.
Ya. Celia paham dan membenarkan perkataan Ganesha barusan. Pada kenyataannya memang Ganesha menjaga jarak dengannya, dan Celia lah yang terus mendekati Ganesha hingga Ganesha tidak mempunyai kekasih. Setiap perempuan yang dekat dengan Ganesha, Celia akan mengancamnya agar menjauh dari Ganesha. Hingga bertahun - tahun kemudianCelia terus mendekati Ganesh, bahkan Celia meminta kepada orang tuanya untuk minta di nikahkan dengan Ganesha. Namun rencana yang ia fikirkan sepertinya terancam berantakan karena Ganesha akan menikah. Tidak, Celia tidak akan melepas Ganesha begitu saja.
"Tidak, kau tidak boleh menikah dengannya...aku tidak mengijinkan kau menikah dengan perempuan lain selain denganku..." Celia berdiri dan memeluk Ganesha secara tiba -tiba. Karena perlakuan Celia tersebut, secara tidak sengaja Ganesha mendorong tubuh Celia hingga terjatuh ke lantai cafe.
"Terserah kau mau mengatakan apa, tetapi yang jelas aku akan menikah dengan wanita yang aku cintai dan satu hal yang pasti aku akan menjaga wanitaku dari jangkauanmu seperti yang pernah kau lakukan dulu terhadap teman perempuanku. Camkan itu..."
Ganesha segera beranjak meninggalkan Celia yang berteriak histeris. Ganesha tahu semua kelakuan Celia dibelakangnya, akan tetapi Ganesha hanya diam dan tidak mau mengambil tindakan apapun karena Ganesha masih menghargai Gabrielle. Tanpa Celia sadari, Ganesha tahu rahasia yang disimpan Celia selama hidupnya. Jadi kalau Celia berani mendekati Ganindra, Ganesha tidak akan tinggal diam karena tanpa Ganesha sadari, Ganesha sudah jatuh terlalu dalam pada pesona Ganindira Violeta.
Damai dan tentram, setidaknya itulah yang bisa dirasakan Ganindira untuk saat ini. Bisa terbebas dari segala macam fikiran yang sangat membebaninya membuat Ganindira bisa sedikit menghembuskan nafas dengan tenang.Duduk sendirian di taman yang baru ia jumpai membuat dirinya bisa merasakan ketenangan yang melanda hatinya akhir - akhir ini. Ganindira mencoba melupakan semua permasalahan yang terus datang menghampirinya. Otaknya juga merangkum semua kejadian yang terjadi. Dimulai dari kedatangan neneknya dan Stefana ke apartement nya untuk merusak hari tenangnya, pertemuan tak sengajanya dengan pria yang sialan sexy dan tampan, acara pernikahan dirinya dengan pria yang ia temui di cafe saat brakfeast sampai dengan acara pertunangan yang akan dilaksanakan lusa. Memikirkannya saja membuat Ganindira pusing.Namun semua pemikiran itu buyar akibat deringan ponsel miliknya. Dengan enggan Ganindira mengambil ponselnya dari dalam tas dan melihat siapa yang menelfonnya
Di dalam ruangan berwarna nude, terdapat banyak manekin dengan gaun yang sangat indah. Kebanyakan yang ada di butik ini adalah gaun pengantin dan gaun pesta. Saat ini Ganesha dan Ganindira sedang berada di sebuah butik pengantin di pusat perbelanjaan terbesar di Kanada. Rencananya pernikahan Ganesha dan Ganindira akan di laksanakan di Amsterdam, Belanda. Ya. Sangat jauh memang. Tapi memang seperti itulah keinginan dari neneknya dan nenek Ganesha. Alasannya adalah Negara tersebut merupakan pertemuan dan awal persahabatan mereka berdua, singkat cerita mereka ingin mengingat kenangan
Berawal dari pertemuan tak sengaja di sebuah cafe, Ganindira harus rela dinikahkan dengan pria yang tidak ia kenal. Berencana untuk melupakan masa lalu yang kelam, mengharuskan Ganindira mengikuti rencana neneknya untuk menikah. Sejak awal Ganindira sudah menolak, namun sepertinya kuasa neneknya lebih kuat dari pada dirinya, ditambah lagi dengan Stefana yang secara tidak langsung mendukung neneknya agar dirinya cepat – cepat menikah.Mereka tidak tahu kalau selama ini Ganindira berusaha melupakan semua kenangan buruk yang menimpa dirinya. Namun sangat mustahil baginya untuk melakukan itu semua karena dirinya yang selalu dilanda kesedihan dan kegundahan setiap harinya.
Suara tepuk tangan bergema di dengan kuat. Pemasangan cincin keduanya telah selesai dilaksanakan. Yang terlihat adalah tatapan kebahagiaan dari kedua belah pihak, termasuk Ganindira dan Ganesha. Terutama Ganindira, sekuat tenaga dirinya menahan gejolak dari dalam hatinya yang paling dalam. Dulu dirinya memang menginginkan pertunangan dan pernikahan dengan Axell. Namun kenyataannya, bukan dengan Axell, melainkan dengan pria yang sudah sedikit mencuri hatinya dalam waktu yang singkat, Ganesha Erlangga.Pria tampan dengan tampilan memukau yang membuat pesonanya semakin terlihat. Tatapan kagum terang – terangan di perlihatkan oleh para wanita yang menghadiri acara pertunangan mereka. Dengan Tuxedo berwarna hitam yang melekat sempurna di tubuh nya yang atletis,
Ganindira sedang mengambil makanan untuk mengganjal perutnya yang lapar. Setelah acara ini selesai, ingatkan Ganindira untuk mengajak Ganesha makan di salah satu restoran yang ada di tempat ini.Ketika sedang menikmati hidangan yang tersaji, tidak sengaja matanya menangkap tubuh Ganesha yang dipeluk dari belakang oleh Celia. Tatapan Ganindira datar saat menyaksikan tayangan langsung tersebut. Sambil tersenyum miring, Ganindira menunggu apa yang akan di perbuat Ganesha kepada wanita murahan itu. Sesuai dengan apa yang difikirkannya, Ganesha menyentak tangan Celia. Ganindira juga
Flashback onLima tahun laluDengung music menggema di pendengaran Ganesha. Dengan santai, ia terus menyesap wiski yang biasa ia nikmati saat berada nightclub. Memperhatikan lautan manusia yang mencari kesenangan dunia dari lantai VIP yang biasa ia tempati, mata tajammnya terus memperhatikan lekuk tubuh wanita penghibur yang mencari nafkah di dunia malam.
Udara dingin menyambut Ganindira yang sedari tadi diam mendengarkan cerita Ganesha. Selama itu juga, Ganindira memikirkan kisahnya yang lalu. Didalam benaknya, entah kenapa Ganindira merasa sangat familiar mendengar kata Gabrielle Jovanka. Perasaanya mengatakan kalau dirinya mengenal dengan pria tersebut.“Aku merasa familiar dengan nama Gabrielle Jovanka. Tetapi dimana ya aku mendengarnya..?”, Ganindira membatin dalam hati.Ganesha yang sedang meminum wiski nya menoleh kearah Ganidira yang sedari tadi diam saat dirinya b
Di dalam kamar mewah yang luas berwarna putih gading, terbaring sepasang anak manusia yang masih terlelap dialam mimpi. Ganesha dan Ganindira masih tertidur dengan posisi Ganesha yang memeluk Ganindira dari belakang. Kicauan burung dari balkon kamar yang terbuka tidak membuat mereka bangun dari tidur nyenyaknya.Hingga terdengar suara ketukan dari luar kamar yang membangunkan mereka. Ganesha yang terbangun duluan mengerjabkan matanya untuk menghalau sinar matahari yang masuk kedalam kamar. Dengan pelan, Ganesha melepaskan pelukannya dari Ganindira dan mendudukkan diri di ranjang ukuran King Size tersebut. Sambil menyampirkan selimut berwarna coklat muda dari tubuhnya, Gane