Share

Bab 38 (Sudah Cukup)

Matanya tajam menatap perutku yang membuncit.

"Ka-ka-kamu hamil, Mir?" tanya Bang Hasan tak lepas menatap.

Aku memilih tak menjawab dan berbalik pergi. Tapi Bang Hasan lebih cepat dengan menangkap lenganku.

"Jawab, Mir!" tanyanya dengan suara meninggi.

"Ya, aku hamil. Dan selama ini aku baik-baik saja tanpamu. Silahkan pergi," jawabku sengit.

Tiba-tiba Bang Hasan luruh ke lantai dan menangis sembari memegang kedua kakiku dan menciuminya. 

Aku mundur beberapa langkah. "Kakimu membengkak, Mir?"  Ia mendongakkan kepalanya melihatku.

"Bukan urusanmu Bang. Urus saja keluargamu.

Pergi!"

"Kenapa kamu menyembunyikannya dari Abang, Mir? Kenapa kamu tidak mengatakan apapun pada Abang? Abang berhak tahu, Mir."

"Kau tahu ataupun tidak, tak kan mempengaruhi apapun, Bang. Selama ini aku baik-baik saja tanpamu."

"Bolehkah, Abang menyentuhnya?" ujar Bang Hasan mengulurkan tangannya. Refleks aku menepis tang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status