Share

Perasaan bersalah

Tepat pukul 16.00 waktu Jakarta, Shinta sudah berada di mansion mewah itu, tentu bersama Arlan. Walau merasa tidak nyaman untuk bergerak saat ini. Karena inti Shinta masih terasa sangat perih, disebabkan perlakuan nakal Arlan, yang seolah-olah melepaskan semua hasrat terpendam selama dua tahun lebih berpuasa.

"Istirahat yah, sayang. Ingat, jangan sampai Leon melihat bekas merah di dada mu. Karena tadi aku tidak kuat untuk menahannya," kecupnya lembut pada kening Shinta.

"Iya Pi," angguk Shinta patuh dengan wajah merona malu.

Tak lupa Arlan mengecup kembali bibir Shinta dengan sangat lembut, saat akan keluar dari mobil, dan mengizinkan menantunya itu turun lebih dulu.

Arlan tersenyum sumringah, wajahnya berseri-seri, bahkan sangat bahagia setelah mendapatkan apa yang ia butuhkan selama ini. "Ternyata kamu sangat menyenangkan sayang ..."

Bergegas Arlan memarkirkan mobilnya, turun perlahan, dari mobil sport miliknya, dia turun membawa beber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status