Satu jam kemudian. Ketika sedang berganti pakaian, Kania diserang oleh kepanikan, kecemasan tingkat tinggi. Kekhawatirannya muncul karena dia tahu dia belum mengakui dosanya terhadap Nick tentang keberadaan Nicho, lalu sekarang mereka malah telah kembali bercinta, dan yang paling mengerikan dan menyita pikirannya, mereka bercinta tanpa pelindung, bagaimana kalau dia hamil? Belum habis masalah satu sudahmuncul masalah yang lain.Kini giliran Nick yang sedang mandi, sambil menunggu Nick selesai mandi, Kania menelepon sahabatnya, Bella. "Bel," "Hai Sayangku." "Kamu lagi dimana?" "Mager, jadi rebahan dari tadi." "Bel..." "Ya? Ada apa Sistha?" "Aku punya masalah, Bel " "Ceritakan." " Aku...kami...kamu tahu." Kania tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena dia sendiri sedang memutar otak untuk mengumpulkan konsentrasinya. "Nia, aku kamu kita mereka itu semua kata ganti, pertanyaannya kata ganti untuk siapa? Kalau bingung ya langsung aja sebut nama ... contoh: Nia, kenapa geli
"Aku dan Dia?" "Yah..bagai langit dan bumi." "Dia siapa?" Nick merasa tidak nyaman membicarakan 'dia' yang Kania maksud, dia ingin memastikan orangnya jika 'dia' itu akan menjadi lawannya. "Tora...sangat memaksakan kehendak, tidak tahu kapan harus mundur, memaksakan kehendak sampai tidak masuk akal." 'alamak kalau Tora ya pasti lewatlah, masak aku disamakan sama anak kemaren sore itu.' "Salahnya tidak sepenuhnya berada di pihak pria." "Maksudmu?" "Emang ada orang yang tidak jatuh cinta padamu, Nia? Sepertinya nggak ada." Kania hanya tersenyum samar."Rayuan gombal." 'astaga, gadisku tidak tahu kekuatan daya pukau yang dimilikinya!' "Buat apa aku meluncurkan rayuan gombal, kau milikku, kita sudah saling memeteraikan diri kita, hanya tinggal pengesahan maka kau adalah istriku." "Itu masih AKAN, belum terealisasi.""Oke, kalau tergantung aku sudah jauh-jauh hari itu bukan lagi 'akan' tapi sudah terjadi! Sebenarnya masih belum terlambat, selagi pesawatku memang lagi parkir di s
Hari ini Nick yang mampir ke kantor bekerja dengan setengah hati. Sepanjang sejarah tidak pernah ada yang bisa mengalihkan perhatian dan konsentrasinya dari bisnis. Akan tetapi itu dulu, sebelum Kania hadir dalam hidupnya. Sepanjang pagi, hingga siang Nick gelisah karena akan menemani kania ke pengadilan pukul 11.00 wib. Belum pukul 10.00 wib Nick telah meninggalkan kantornya menuju ke kantor CV SayOnTrack. Alasan pertama, utama dan satu-satunya adalah adalah karena Nick rindu melihat wajah kekasihnya. Begitu sampai di kantor, Nick hanya memberi tanda pada sekretaris Kania untuk tidak repot-repot memberi tahu Kania, Nick masuk dan langsung mengunci pintu di belakangnya. Kania yang sedang menelepon terkejut dan bertanya dengan sorot matanya sambil masih tetap melanjutkan percakapannya. Nick maju terus hingga berada di sisi Kania. Nick bersandar di meja sambil menghadap Kania. Selagi Kania menelepon, Nick membelai rambut indah yang dia tahu begitu lembut dan harum. Ingatan p
Kania duduk dengan tenang. Dia berusaha sesedikit mungkin menarik perhatian banyak orang, jadi Kania tidak melirik Nick yang dia tahu mengawal ketat disampingnya. Akan tetapi usaha yang Kania lakukan sia-sia saat dia merasakan Nick berdiri di belakangnya dengan kedua tangan di atas bahunya. Jemari Nick meremas lembut bahu Kania. Kania yakin, saat ini pasti sebagian orang memandang mereka. Pikiran Kania masih mengembara ketika dia merasakan kecupan lembut di rambut ya. OMG...Fix!! Bukan hanya sebagian tapi semua mata pasti tertuju pada mereka. Kania ngeri membayangkan tag line yang akan segera bermunculan di medsos. Kania menegakkan kepalanya lalu memandang ke samping, dia melihat mata Sonya seakan mau keluar dari rongga matanya. Kalau manusia bisa membunuh hanya dengan tatapan jarak jauh pasti saat ini dia telah terkapar. Lamunan Kania buyar saat Nick duduk di sampingnya. Kania baru sadar kalau kursi disampingnya kosong! Lalu...kenapa tadi Nick berdiri di belakangnya??Pa
Bram menerangkan dengan wajah yang bersedih seakan menceritakan kematian calon ayah mertua masih membawa kesedihan yang dalam di hatinya.Kania merasa muak melihat drama dengan pemeran utama Bramantyo, ibu tiri dan adik tiri Kania. Memang mereka bertiga sangat hebat dalam berpura-pura.Kembali sidang digelar, sekarang yang terjadi masih sama dengan sidang sebelum-sebelumnya, mereka semua masih terlihat jelas-jelas tidak bersikap netral. Nick yang sedari tadi hanya melihat saja menjadi geram, Nick segera mengangkat ponselnya lalu menghubungi seseorang di seberang sana. "Beri mereka pelajaran sampai mereka sadar bahwa di dunia ini ada banyak hal yang harus dipertimbangkan!" Perintah Nick dengan gusar. Tak lama ada seorang petugas yang masuk dan membawa secarik kertas yang disodorkan ke hadapan sang hakim. Perlahan raut wajah sang hakim berubah lalu dia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Begitu melihat wajah Nick Sebastian, raut wajah sang hakim langsung memucat. "Sidang a
Bram tidak bergeming mendengar teriakan ibu tirinya. Fokusnya bukan ke arah sana, Bram sedang konsentrasi mengingat bayangan Kania yang makin seksi sedang bersama dengan pria lain yang sepertinya bukan hanya bisa mengimbangi dia akan tetapi juga bisa berada jauh di atas dia! Sedari tadi Bram kesal melihat Kania bersama dengan Nick Sebastian. Mau melawan apa daya.'nggak mungkin aku bisa menang melawan miliarder itu,' saat itu Bram hanya bisa merana dalam hati. Akan tetapi jika tidak melawan dia tidak rela Kania lepas dari tangannya. Sangat amat tidak rela! Dia sudah pernah melakukan perbuatan bodoh sekali, yaitu menukar Kania dengan Sonya, dan dia tidak akan mau mengulangi kesalahan yang sama, walau pun dia harus melihat Sonya yang terluka.'Kali ini dia kan menjauh, tapi bukan untuk mengalah, tapi dia akan menyusun strategi agar tidak ada lagi pelindung Kania yang bernama Nick Sebastian.'Akhirnya Bram menarik tangan Sonya dan berjalan menjauhi Nick dan Kania. Nick melihat
Nick mengantar Kania pulang. Sampai di halaman rumah Kania, biasanya Nick tidak akan mematikan mesin mobil tapi kali ini Nick mematikannya. Sepertinya Kania pun bisa menangkap maksudnya. "Masuk Nick." "Oke." "Mau minum?" "Yap." Maka pergilah Kania ke dapur untuk membuat minuman hangat bagi Nick dan bagi dirinya sendiri. Sejenak mereka bercakap-cakap. "Kania, aku ingin kita menikah secepatnya!" "Tahan Nick, biarkan aku menyelesaikan urusanku." "Kenapa tidak kita balik, aku menikahimu agar aku bisa membantu menyelesaikan urusanmu?" Kania terlihat berpikir. " Tidak bisa, karena aku ingin masa laluku beres sebelum kita memasuki mahligai rumah tangga." 'itu artinya dendamku terbayar, lalu aku akan mengakui bahwa kita memiliki seorang anak rupawan,' batin Kania. "Kau meragukanku?" "Absolutely no, tapi aku mohon beri aku waktu." "Sampai?" Nick bertanya untuk kesekian kalinya. "Sampai urusanku selesai." "Kira-kira?""Mungkin enam bulan sampai satu tahun." "Aku tidak berjanj
Kania merasa pencernaannya sudah aman-aman saja ketika sedang berbaring di rumah, akan tetapi perkiraannya meleset saat dia mulai merasakan gejala yang sama yang dia rasakan sebelumnya."Non, pagi buta tadi dari mana?" "Kok Bibik tahu?" tanya Kania kaget. "Tahu Non, Bibik belum bisa tidur." "Oh pantes Bi, Kania dari rumah sakit, Bik.""Hah? Dari rumah sakit? Non sakit apa?" Bibi bertanya dengan suara cukup keras."Nggak sakit apa-apa Bik, aku cuma salah makan kayaknya atau terlambat makan, tapi tadi malam udah langsung diinfus natrium kok, jadi udah langsung boleh pulang. ""Oalah Non, syukurlah. Kok ada-ada saja." Lalu Bibik pun berjalan meninggalkan mereka tepat saat ponsel kania berdering. "Nia.." "Nick." "Aku harus segera ke luar negri, dan aku sudah perintahkan Tommy menyewa pengacara paling top untuk membelamu.""Kau harus pergi?" Pertanyaan Kania dilontarkan dengan campuran nada bertanya dan menuduh. "Yah, maafkan aku ingin menemanimu tapi aku harus pergi, mungkin