Share

Taman Masa Kecil

“Iya, kita memang cocok dalam keadaan apapun,” balas Harshad yang sepertinya memahami pikiran otodidak Anya. Mata Anya membulat sempurna, menempelkan tangannya di depan mulut.

“Waaahhhh, Jangan-jangan kamu punya indra ke-enam?” tebak Anya.

“Ada, ke-tujuh sampe dua puluh juga ada, mau liat?” tawar Harshad. Lalu Anya mencebikkan bibirnya mendengar lelucon garing itu. Dia tahu, sebenarnya Harshad tidak dalam mood baik untuk bercanda.

“Udah, sekarang cerita!” Harshad yang tadi masih tersenyum tipis, sekarang senyum itu lenyap sama sekali. Pandangannya lurus dan kosong.

“Aku mewujudkan keinginan ayah untuk terakhir kalinya. Aku juga yang memeluknya sampai beliau benar-benar menutup mata untuk selamanya. Dan bahkan tidak ada seorang pun yang menemaniku atau setidaknya menjadi saksi untuk perlakuan kejam para pembunuh bayaran itu.” Harshad menghela nafas panjangnya.

“Kejadian yang menjadi a

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status