Bab 20"Jelas suratnya ada, kan Ibu berikan juga!" Bu Sani keheranan kenapa bisa jadi emas imitasi. "Apa Ibu tuntut aja ya, ke toko emasnya. Kamu bilang sama Mayang untuk sabar. Nanti Ibu bakal datang ke toko itu lagi!" "Ahh...! Jika sampai aku gagal nikah sama Mayang, ini semua salah Ibu. Aku mau secepatnya Ibu ganti!" Brakkk...!! Farhan kembali masuk ke dalam kamar. "Farhan, kamu jangan marah begini. Situasi kita sedang sulit. Di luar sana ada yang mau usir kita dari rumah ini!" teriak Bu Sani hingga merasa tenggorokan nya terasa sakit karena terlalu sering, berteriak dari tadi.Tak ada respon dari Farhan. Bu Sani kembali ke ruang depan. Della masih di sana, untuk meminta keluarganya pergi mengosongkan rumah saat itu juga.Adnan tampak adu mulut dengan Della. "Ibu gak akan pergi dari sini, jika memang Kania yang menyuruh. Minta Kania yang datang sendiri kemari!" timpal Kemala yang masih ikut campur. "Kania sudah memberi wewenang padaku. Kenapa dia harus menghadapi coro-coro se
Bab 21"Geram aku mendengar pelakor itu selalu berusaha ikut campur dan bicara, memang gak punya malu! Dia gak sadar, sudah menghancurkan rumah tanggamu. Tapi seolah mempunyai hak!" ujar Della menyampaikan kekesalannya pada Kemala ketika bertemu kemarin.Kania menanggapi ucapan Della dengan tertawa kecil. Ia tak kaget lagi dengan sikap Kemala. Wanita pelakor itu memang resek."Jangan kaget dengannya, Kemala memang seperti itu. Entah apa yang membuat keluarga Mas Adnan menyukai pelakor itu," ucap Kania.dia pasti sangat pandai berakting dan bermuka dua sehingga disukai oleh keluarga Adnan aneh saja sekarang mereka sudah merasakan bagaimana rasanya setelah menghianatimu Kania menghela nafas benar kata Della. Apa yang dilakukan dia telah tepat, mengusir keluarga Adnan dan mengembalikan mereka pada posisi semula. Sidang pertama perceraian mereka akan berlangsung dua hari lagi. Adnan bilang tak akan menhadiri persidangan. Kania senang karena perceraian akan segera terjadi.Tapi kali ini a
Bab 22(PoV Kania)"Hanya itu permintaanku, aku tahu mudah bagimu memberiku uang sebanyak itu Kania. Dan mencabut tuntutan gampang kan, tinggal hubungi pengacaramu!" ujar Mas Adnan terdengar suaranya seperti cengengesan saat meminta hal itu padaku. Dengan entengnya ia meminta hal yang ia tahu pasti berat bagiku melakukannya. Aku belum bisa atau mungkin tak bisa memaafkan perbuatan dia dan keluarganya beserta Kemala. "Aku tak mau menuruti semua permintaanmu, apakah kamu sedang memerasku, Mas!""Tidak Kania, jangan berpikir negatif. Aku hanya ingin hubungan kita kembali baik, sebenarnya aku juga masih ingin rujuk denganmu. Agar keluarga kita lengkap, dan Riko tak merasa sedih dengan perpisahan ini jika terjadi!" jawab Mas Adnan. Dia pikir aku tak tahu maksudnya, ia minta rujuk karena hanya tak ingin hidup susah dan kembali menikmati hartaku."Hitung aja, sebagai kamu menolong keluargaku Kania. Keuanganku sudah menipis, sebentar lagi Farhan akan menikah, Ibu butuh biaya banyak untuk p
Bab 23(PoV 3)"Kenapa, Mas?" tanya Kemala yang melihat raut wajah Adnan kusut setelah menelpon Kania."Kania tak jadi mengirimkan uang itu padaku!" jawab Adnan mendengkus kesal dan mengusap wajahnya kasar."Kenapa tidak jadi? Lantas tentang laporan itu bagaimana?" tanya Kemala penasaran."Dia juga tak akan mencabut laporan itu," Adnan mencoba menghubungi Kania kembali tapi tak ada jawaban. Adnan berjalan menuju mobil. Ia meminjam mobil milik Erwin. "Mas, kita kemana?" ucap Kemala ketika Adnan membuka pintu mobil."Pulang, kemana lagi. Apakah kamu tidak jadi menghadiri acara ulang tahun anakmu? Kenapa semuanya bisa dibatalkan, bukankah kamu sendiri yang bilang jika Kania merengek untuk kamu datang!" cerocos Kemala. "Aku juga tidak tahu tiba-tiba di batalkan. Kania bilang jika Riko terima jika aku tidak datang dia tidak menginginkanku lagi!" Adnan dengan raut wajah marah masuk ke dalam mobil disusul dengan Kemala yang ikut masuk."Kenapa anakmu tidak mau kamu datang Mas? Padahal ke
Bab 24Hampir 15 menit Feli sadar dari pingsannya."Syukurlah kamu sadar, Ibu takut Fel," ujar Bu Sani mengucap syukur dan menoleh pada Farhan yang duduk di sudut sofa."Puas kamu, menganiaya Mbak-mu sendiri!" hardik Bu Sani melempar Farhan dengan bantal sofa dan hampir mengenai wajahnya, namun Farhan menghindar.Adnan kembali membawakan segelas air putih untuk Feli."Kurang aj*r kamu Farhan. Apakah kamu ingin membunuh, Mbak!" ucap Feli dengan suara yang parau. "Makanya jangan pernah ikut campur dengan hubunganku dan Mayang! Aku tak suka Mbak, bicara seperti itu!" bentak Farhan yang merasa tak bersalah. Feli duduk, dan meminum air hingga habis."Baiklah Mbak gak akan pernah ikut campur dengan urusanmu. Urus saja sendiri hidupmu itu, dan jangan pernah meminjam mobil Mbak lagi!" Feli bangkit dari duduknya."Mau kemana, Mbak?" tanya Adnan. "Pulang, gak betah berada di rumah orang itu!" ketus Feli melirik Farhan sekilas dengan sorot mata penuh kebencian. Feli sangat membenci adiknya it
Bab 25Farhan melihat Ibunya yang baru saja pulang. Dari tadi ia menunggu kedatangan Bu Sani."Dari mana aja sih, Bu! Di telpon gak di angkat, aku udah nungguin dari tadi!" cerca Farhan kesal."Ibu dari rumah sakit menjenguk Dea, ada apa kamu mencari Ibu?" tanya Bu Sani menoleh pada Farhan. "Aku ingin menanyakan pada Mbak Feli, tentang seragam pernikahan yang ia pesankan. Apakah sudah jadi, pernikahanku tinggal lima hari lagi tapi kalian santai saja, sedangkan aku pusing sendiri memikirkannya!" Farhan menjawab. "Itu kan kemauan kamu, yang tidak ingin kita ikut campur. Karena itu kamu mau mengusir ibu dari rumah ini!" sindir Bu Sani pada putranya. "Sudahlah lupakan itu Bu, yang penting sekarang pernikahanku dan yang akan dilangsungkan. Cepat pertanyakan pada Mbak Feli!" "Ibu capek mau istirahat dulu, nanti saja Ibu tanyakan pada Feli!" Bu Sani menghenyakkan bokongnya pada sofa."Tolong kamu ambilkan ibu minum dulu!" Farhan bangkit dari duduknya. Tak lama ia kembali membawakan ibu
Bab 26PoV KaniaApakah Mas Adnan sudah membuang rasa malunya di dasar jurang terdalam? Ia menghampiriku untuk meminta pekerjaan. Pria yang tak punya harga diri, selingkuh dan akhirnya mengemis juga padaku, untuk sebuah pekerjaan. Tentu aku tak akan memberikan apa yang dia minta. Kenapa dia tak menjadi tukan ojek online saja seperti dulu. Mungkin kehidupan senang dengan fasilitas, tanpa memikirkan uang datang dari mana sudah membuat Mas Adnan nyaman dan terbiasa. Sehingga ia tak mau kerja keras untuk mencari pekerjaan. Hanya tamat SMA dengan ijazah itu sulit untuk Maa Adnan mendapat pekerjaan. Beraninya ia bilang demi Raka. Jangankan nafkah, menghadiri acara ulang tahun anaknya saja tak sudi dan meminta imbalan. Aku tak akan percaya padanya lagi, ia bukan pria yang bertanggung jawab.Kutinggalkan Mas Adnan yang memohon padaku. Membuang waktuku saja bertemu dengannya hari ini. Ia bahkan tak pernah meminta maaf, menyesali semua perbuatan. ***Sore ini aku bergegas pulang. Karena Mala
Bab 27PoV KemalaSemalaman aku menghabiskan waktu bersama Mas Erwin. Dua mengajakku tour dengan komunitas mobil yang ia ikuti. Kami menginap di hotel. Mas Erwin memperkenalkan aku pada temannya sebagai kekasih. Karena sekarang aku memang kekasih Mas Erwin. Aku telah berhasil memikat pria itu dan berpaling dari Mbak Feli.Bahkan perhiasan Mbak Feli di berikan padaku oleh Mas Erwin. Hingga saat ini dia tak menyadari jika aku telah dekat dengan suaminya. Mas Erwin selalu memanjakanku, ia memberikan juga tabungan Mbak Feli yang di titip pada rekening Mas Erwin.Betapa bodohnya Mbak Feli. Dia terlalu mempercayai suaminya, kan jadi keenakan aku menikmati tabungan dan perhiasannya. Aku bisa belanja apapun yang aku mau, dan di ajak jalan menggunakan mobil baru Mas Erwin yang ia beli juga menggunakan uang Mbak Feli.Sama dengan Ibunya yang mudah ku manfaatkan. Bahkan sangking percayanya padaku, ia tak menyadari jika aku yang mengambil dompetnya saat itu, dan menguras isi Rekening mantan mert