Share

152. Bersama Felysia

Katha masih tetap terdiam di tempat, sampai akhirnya Rabu menyadari kehadiran dirinya. Lelaki itu langsung beringsut menjauh dari Felysia, dan membenai lengannya yang tersingkap.

Tadi Felysia memukul legannya, dan tanpa bisa menahan dia mengaduh. Akhirnya perempuan itu memaksa untuk memeriksa lengannya. Namun, membiarkan perempuan itu sudah pasti kebodohannya. Apalagi sampai disaksikan Katha seperti sekarang.

Dia akhirnya mencoba mencari cara untuk mencairkan suasana yang tiba-tiba terasa beku. Belum lagi, tidak ada seorang pun yang berbicara.

“Tha, udah mandi? Nih, makan. Udah dingin. Apa mau aku hangatkan?” tanyanya. Dia sengaja mengganti sapaan, entah dengan alasan apa.

Katha menggeleng. Dia akhirnya memutuskan mendekat. “Kenapa?” tanyanya sambil melirik Felysia.

“Lengan Prabu terluka. Gue cuma cek aja,” jawab Felysia.

Seketika Katha berdeham. Dia merasa sangat canggung, sebab tidak tahu kalau ternyata Rabu terluka. Pasti lelaki itu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status