Share

162. Best Day Ever

Rabu dan Katha kini duduk di balkon. Keduanya mengobrol ringan setelah perdebatan menguras emosi dan tenaga. Malam padahal sangat larut. Bakan hampir sampai pada waktu sepertiga malam sepertinyanya. Tapi tak ada satu pun yang terserang kantuk.

“Kamu tadi ke mana?” tanya Rabu.

Katha bergidik mendengar sapaan Rabu. “Apaan sih tiba-tiba ganti sapaan gitu? Orang cuma lagi berdua aja.”

Rabu terkekeh. “Biar terbiasa aja. Kalau kamu masih mau pakai lo-gue juga nggak apa-apa, Tha.”

Katha menggeleng-gelengkan kepala, sebab rasanya terlalu aneh dan menggelikan.

“So, pertanyaanku tadi belum dijawab,” ujar Rabu.

“Ah, itu, gue ke pantai,” jawab Katha.

Kenyitan muncul di dahi Rabu. “Sama siapa? Shae gue cek masuk kerja dia tuh.”

“Sama Sakha. Lagi nggak kerja dia. Jadilah gue dianterin melipir sebentar dari hidup yang penat.”

Rabu kali ini berdecak. Campuran kesal, dan geli atas kalimat Katha. “Bilang aja kabur karena cemburu,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status