Share

52. Sebuah Pelukan

Keributan sepertinya enggah terpisah dari sosok Katha dan Rabu. Keduanya kini kembali bersitegang setelah usai membersihkan rumah dan makan malam hasil pesan lewat delivery ojol. Seperti bisanya, tidak ada yang mau mengalah dan sama-sama mencari celah untuk mempertahankan keinginannya.

“Di sini aja kenapa, sih? Toh, udah sah,” ujar Rabu. Dia berdri di muka kamar dengan lengan terlipat di depan dada.

Katha mendengkus. Dia memaju mundurkan satu koper dari banyak koper miliknya masih ada di ruang tamu. Semalam ini, dia baru ingat kalau mereka belum menyediakan kamar untuk Katha. Semua ruangan di rumah Rabu terpakai. Selain itu, satu-satunya ruangan yang memiliki ukuran paling besar adalah kamar lelaki itu.

“Nggak bisa, Bu!” tolak Katha lagi. Yang jelas, untuk yang kesekian kali.

“Kenapa, sih? Gue nggak mau, ya, ngalah trus di suruh tidur di situ.” Rabu menunjuk karpet di depan televisi. Mereka tadi sepaka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status