Share

Scene

“Anna."

"Hm?" sahutku seraya bergumam. Mataku terpejam cukup erat. Otomatis, indra perasaku semakin peka, terutama terhadap intensitas angin yang menyentuh kulitku. 

"I still have one wish, am I right?"

Spontan, aku melirik Zean kesal. 

"Aku nggak menyangka. Ternyata kamu banyak maunya juga ya, Zean?" ledekku sebelum kembali menutup mata. Tak lama kemudian, aku mendengar pria itu tertawa. 

Kemarin malam, Zean memang tidak jadi mengutarakan permohonannya. Ketika aku berusaha membujuknya agar memberitahuku, ia berjanji akan mengatakan padaku saat waktunya tepat. Well<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status