Share

Part 52

Merogoh saku dalam-dalam, mengambil ponsel lalu menekan sebelas digit angka, hingga nama Pak Handoyo tertera di layar dan segera menekan tombol dial. Tidak aktif.

Tuhan ....

Rasa gelisah seketika menyelimuti hati, begitu takut kalau pria itu malah menjual tanah milikku kepada orang lain, kemudian kabur setelah mendapatkan uang dari penjualan tanah tersebut.

Aku harus berusaha tenang dan tidak boleh gegabah. Bisa jadi dia hanya sedang jalan-jalan sebentar, dan besoknya akan kembali ke Jakarta lagi.

“Mas, nyari Pak Handoyo juga?” Tiba-tiba seorang pria paruh baya menghampiri dan menegur.

“Iya. Saya mau bayar cicilan, tetapi beliau tidak ada di rumah sepertinya,” jawabku mencoba bersikap santai.

“Dia sudah lama menjual rumah ini dan pindah entah ke mana. Soalnya nggak pamit sama tetangga, kita tau dia pindah juga pas ada truk mengangkut barang, dan pas tanya sama sopir katanya Pak Handoyo mau pindahan.”

Glek!

Menelan saliva dengan susah payah, tubuh ini terasa limbung mendengar ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status