Arch Priest, sebuah Job tingkat langka dan mendekati legendaris. Job tersebut biasa ditemukan dalam banyak kisah tentang kepahlawanan dunia ini. Artinya, mereka yang memiliki Job tersebut adalah sosok yang luar biasa spesial.Selain hanya wanita yang bisa memilikinya, butuh kesucian dan kemurnian seorang wanita di tingkat tertentu agar bisa memilikinya. Selain kesucian, konon hanya wanita polos yang tidak memahami sesuatu yang kotor saja yang berhak mendapatkannya.“Tahukah kamu, bahwa kepolosan gadis Arch Priest berada di luar nalar manusia. Menurutmu mengapa banyak pria tertarik dengan temanmu itu?” Stupid menunjuk para petualang yang merona dan mesum ketika melihat Violet.Pemikiran Kanzaki sangat normal dan logikanya langsung memahami tujuan pembicaraan, “Singkatnya ini berhubungan dengan hal-hal seperti kenikmatan surgawi, kan?”Hal yang paling mendominasi isi kepala para pria adalah tidak lain dan bukan soal berhubungan intim. Kanzaki sangat menyangkal keb
“Kanzaki ... larilah dengan segenap kekuatanmu!” Di kejauhan Violet berseru dengan penuh keceriaan sekalipun orang yang dia dukung sedang dalam penderitaan.“Emaakkk!”Sebagai petualang pemula mereka harus mengambil quest dengan tingkat mudah. Sebagai seorang pemuda yang memiliki bakat spesial karena membuka dua Job langka, Kanzaki awalnya menyombongkan diri.Kanzaki begitu yakin bahwa hanya melawan siput takkan membuatnya kerepotan meski terdapat catatan bisa membunuh. Namun sekarang dia sungguh memiliki penyesalan tentangnya.“Apa-apaan ini ... sejak kapan siput bisa secepat ini?! Aku tidak memiliki ingatan bahwa siput di dunia ini secepat motor!” Kanzaki menyerukan keluhannya selagi dalam kejaran delapan ekor siput.Violet mengikuti Kanzaki di belakang siput-siput dengan riang dan tersenyum lebar, “He he, dikarenakan informasi yang aku berikan adalah informasi di masa lalu, jadi ada perbedaan signifikan tentangnya. Para siput itu salah satunya, seiring wa
“Tolong! Cepat tolong aku, Violet!”Kanzaki yang tengah dikejar siput berkaki mulai menangis dan teriak seperti bayi.Bagaimana tidak? Sebagai manusia bumi ini adalah pengalaman pertamanya melihat siput berkaki.Hanya apa yang membuat dunia ini menjadi begitu aneh?!“Aku hanya bisa menyembuhkan saja! Sebagai Dewi yang menyembuhkan dan kehidupan, aku tak bisa menyakiti kehidupan apapun selain iblis!”“Gak guna banget, lo!”Seperti biasa apa yang ada di pikirannya keluar begitu saja.Dengan perlengkapannya saat ini sulit untuk Kanzaki mengatasi monster terlemah sekalipun. Dia tak memiliki pilihan lain selain terus melarikan diri dan mencari cara untuk keluar dari situasi saat ini.“Sial! Andaikan saja aku punya garam mungkin bisa membunuh siput keparat ini!”Siput makhluk berlendir yang bagi Kanzaki seperti lintah dengan cangkang. Dia percaya bahwa siput juga tak tahan dengan lendir meski tak tahu apakah benar atau tidak.Selagi terus dalam pelarian Kanzaki menyadari bahwa perut siput ya
Sinar mentari menyelinap melalui jendela, memeluk wajah remaja berumur tujuh belas tahun berambut hitam yang tertidur lelap. Tidak lama kemudian, alarm yang disetel berdering keras.“Berisik, aku sudah bangun,” ujarnya dengan malas dan mematikan alarm. Sontak dia terbangun, iris matanya yang biru seakan menyinari kamar berantakan dan gelap itu. Meskipun sudah bangun, belum ada tanda-tanda darinya ingin meninggalkan kasur, sampai dia ingat sesuatu teramat penting yang mengharuskannya bangun sepagi ini. “Benar! Aku harus membeli figure edisi terbatas!” dia bergegas bangkit dari kasurnya dan membersihkan dirinya dengan air. Sesudahnya, dia segera mengenakan jersey merah dengan baju hitam di dalamnya dan membawa uang pribadinya. Remaja itu bernama Kanzaki Pratama, seorang pemuda yang menghabiskan kesehariannya bermain game dan mengurung dirinya. Jarang bersosialisasi dengan lingkungannya, bahkan dia tidak mengenal tetangganya sendiri. Hidup menjadi beban bagi
Dia berharap Kanzaki akan jera dan merenungkan perbuatannya lalu memberikan permintaan maaf kepadanya. Gadis itu awalnya tidak berencana melakukan kekerasan semacam ini, mau bagaimanapun yang ada dihadapannya seorang pria. Jika berhubungan dengan kekuatan fisik, dirinya jelas tidak sebanding. Belum lagi perawakan Kanzaki tidak seperti pengurung diri pada umumnya, tubuhnya justru terlihat berbentuk dan kuat. Dia jelas memperhatikan kesehatan tubuhnya dan rajin berolahraga. “Ini sakit, gadis sialan! Bukan salahku mengatakan itu, salahkanlah ibumu yang memiliki genetika dada kecil!” Kanzaki mulai menaikkan suaranya. Selain rasa sakit tidak terlihat di dadanya, Kanzaki hampir tidak pernah lagi merasakan rasa sakit secara fisik. Tidak peduli seberapa sering seseorang merasakan sakit, tidak akan ada satupun manusia yang akan terbiasa. “Anggaplah tamparanku mewakili kekecewaan orang tuamu!” balas gadis tersebut. Kanzaki dengan lesu menurunkan bahunya, wajahnya yang
“Selamat datang di alam kematian, wahai yang terpilih, Kanzaki Pratama.” Suara lembut menembus gendang telinganya, lantas dia membuka mata dan menemukan gadis teramat cantik. Iris mata ungu yang serasi dengan rambutnya, gaun putih keunguan yang seperti seorang bangsawan dia kenakan, betis dan pahanya terekspos dengan jelas. Lekuk tubuhnya juga bagus, sesuatu yang mungkin akan membuat wanita di dunia iri kepadanya. Kecantikan yang tiada bandingnya, Kanzaki sangatlah terpesona oleh gadis di depannya. “Kamu siapa? Dan di mana ini?” tanyanya dengan bingung. Kanzaki akhirnya ingat bahwa dia seharusnya sudah mati terlindas truk. Dia memang tidak pernah merasakan kematian sebelumnya, namun Kanzaki segera menyimpulkan bahwa ini alam kematian. Persis seperti perkataan wanita di depannya.“Aku adalah Violet, Dewi Violet yang mengawasi ruangan antara manusia bumi dengan alam kematian,” jawabnya dengan senyuman lembut. Kanzaki sedikit merona melihat gadis cantik y
“Um, Dewi Violet. Di mana jalan yang menuju neraka? Aku tidak melihat pintu atau apapun di sekitar sini.” Kanzaki memperhatikan sekitar dengan heran. “Tentang itu, kamu tidak akan dikirim ke neraka, surga juga tidak. Ada tempat yang menurutku mungkin lebih baik dari neraka ataupun bumi tempatmu tinggal.” Dewi Violet menunjukkan senyumannya. Kanzaki bukanlah orang naif yang akan berpikir dirinya dialihkan ke surga. Jika memang demikian, Dewi Violet seharusnya mengatakan, “Tempat terbaik di alam semesta,” dan bukan “Lebih baik dari neraka.” Selain itu, Dewi Violet tampaknya mengetahui kehidupan yang dijalani Kanzaki dan karena itulah dia menyebutkan bumi bukan tempat yang bagus bagi Kanzaki. “Lalu ke mana aku akan pergi? Jika itu lebih baik dari neraka dan bahkan bumi, aku tidak akan menolaknya,” ujar Kanzaki. Sejujurnya dia tidak ingin pergi ke tempat semenyeramkan neraka. Dia juga tidak ingin kembali ke bumi, bahkan jika itu reinkarnasi dan sejenisnya. Bila m
Dia telah melihat bagian kecil dari dunia yang akan menjadi tujuannya. Kurang lebih dia bisa menarik kesimpulan dari berbagai ingatan yang dia lihat menjadi satu kata, neraka. Dunia kacau seperti itu bukan tempat yang layak untuk menjalani kehidupan damai. Bahkan penderitaan Kanzaki tidak sebanding dengan mereka yang tinggal di dunia tersebut. “Ya, daripada memberikanmu sisi baik dunia tersebut yang bagaikan ilusi, jauh lebih baik bagimu mengetahui sisi gelapnya. Di sana, kamu memiliki tugas untuk menaklukkan Empat Pangeran Neraka yang tinggal di menara.” Dewi Violet membantu Kanzaki duduk di kursinya. Empat Pangeran Neraka adalah empat iblis tingkat tinggi yang datang dari dunia bawah untuk memberikan kehancuran. Masing-masing dari mereka membangun pasukannya sendiri dan bertindak secara individu. Meskipun tidak tampak bersekongkol, pada kenyataannya mereka memiliki tujuan yang sejalan. Tujuannya adalah memberikan teror kepada kehidupan yang tinggal di dunia fan