"Kenapa kamu tidak bertanya tentang Revano?"
Pertanyaan Kirana berhasil membuat pria di depannya menjadi diam, hening beberapa detik, hingga akhirnya dia kembali memakan makanan yang ada di depannya.
"Bukannya itu privasi kamu? Kenapa aku harus mencari tahu," jawab Richard sembari memakan satu gigitan steak.
Senyuman pun mulai terlukis di pipi Kirana, gadis itu pikir Richard akan bertanya-tanya tentang Revano, apalagi mereka terlibat insiden tadi sore.
"Walau itu memang privasi kamu dengannya, aku gak mau lagi kamu berhubungan dengan pria brengsek itu," ucap Richard.
Kirana mengangguk pelan. "Tentu saja, aku memang sudah tidak berhubungan dengannya, tapi entah kenapa dia tiba-tiba muncul kembali."
"Kirana ... sesusah apapun kamu, jangan pernah berhubungan dengan dia, dia iblis."
Perkataan Richard langsung membuat Kirana berpikir bahwa memang terjadi sesuatu antara Richard dan Revano.
Kirana mengangguk pelan, dia tak ingin
Malam hari terasa dingin, air yang menyelimuti kedua insan itu bahkan tidak merasakan dingin pada tubuh mereka.Nafas kedua orang itu tak beraturan dan detak jantung mereka juga berdegup dengan kencang, bahkan suhu tubuh mereka benar-benar panas mengalahkan dinginnya air.Kirana tiba-tiba langsung berdiri dari pangkuan Richard, dia terlihat agak gugup dan bingun."Ma--masuklah, nanti kita kedinginan," ucap Kirana sedikit gugup.Richard tersenyum tipis, dia pun berdiri dari duduknya, dan berjalan mendekat kearah Kirana.Richard tiba-tiba melepaskan bajunya, dia pun menyandarkan baju itu kepada Kirana."Ayo masuk, nanti kamu kedinginan," ucap Richard dan berjalan menuntun Kirana.Mereka berdua pun melangkahkan kaki ke dalam hotel, walau sempat di tegur karena mereka basah dan di larang melewati lift, jadi Kirana dan Richard terpaksa berjalan melewati tangga.Kirana sedikit menggigil, padahal tadi dia bahkan tak merasakan di
Matahari terlihat sudah memancarkan sinarnya, terlihat burung-burung serta para wisatawan yang ikut meramaikan pagi ini."Apa sudah semuanya?" tanya Richard ketika matanya menatap gadis yang tengah selesai menutup kopernya.Kirana mengangguk pelan. "Sudah, apa Angelina dan Arnold sudah selesai yah?""Kita cek mereka saja," jawab Richard.Kirana langsung berlarian kecil sembari mengambil tangan Richard dan membuat mereka terlihat bergandengan tangan."Apa ini?" tanya Richard sambil tersenyum."Jalan saja," jawab Kirana malu-malu sambil menarik tangan Richard.Richard langsung tertawa lepas, baru kali ini dia melihat Kirana bertingkah seperti ini, padahal dulu Kirana selalu menjaga jarak dengannya.Mereka berdua pun keluar dari kamar, tapi langkah kaki mereka terpaksa terhenti ketika melihat seseorang di depan mereka.Senyuman Richard langsung memudar, wajahnya yang gembira menghilang dan di gantikan dengan wajah dat
KRINGG!!Sebuah panggilan telepon langsung mengalihkan pandangan kedua insan itu.Richard dengan cepat merogoh ponsel di saku celananya. Matanya menatap nama yang terpampang jelas di layar ponsel itu."Jessica Horen," batin Richard.Kirana bisa melihat perubahan wajah Richard, sepertinya dia sedang di telepon oleh seseorang yang tidak dia sukai."Siapa?" tanya Kirana.Richard dengan cepat langsung menyembunyikan ponsel yang ia genggam.Richard menggelengkan kepalanya pelan. "Bukan siapa-siapa.""Syukurlah ... aku pikir itu dari musuhmu, soalnya kamu terlihat seperti gugup," ucap Kirana merasa sedikit lega.Richard pun mematikan panggilan itu, dia langsung merangkul pundak Kirana."Jalan-jalan yuk, sebelum pulang," ajak Richard dan di jawab anggukan oleh Kirana.Mereka berdua pun saling membalas senyuman, dan melangkahkan kaki untuk keluar dari hotel.Saat keluar dari hotel, Kirana bisa merasaka
CKITT!!Mobil yang di naiki Richard dan Kirana sudah sampai di depan rumah mereka.Kirana membuka pintu mobil dan keluar, dia bisa merasakan dirinya telah merindukan suasana rumah."Kamu masuk duluan yah, aku mau ke kantor dulu," ucap Richard sembari menurunkan koper-koper dari belakang mobil."Sudah mau pergi?" tanya Kirana.Richard mengangguk pelan. "Iya ... sepertinya ada sedikit masalah yang terjadi di kantor."Kirana mengiyakan perkataan Richard, dia pun berjalan mendekat dan membantu Richard mengangkat koper, tapi pandangan matanya tak lepas dari raut wajah Richard yang tak bisa dia tebak."Aku pergi dulu yah," ucap Richard setelah selesai membereskan barang bawaan mereka, dia langsung melajukan mobilnya dengan secepat kilat.Kirana hanya bisa menghembuskan nafas pelan, dia takut jika Richard akan menghadapi masalah seperti sebelumnya.Tak mau ambil pusing, Kirana menyibukkan dirinya dengan beberapa koper di depann
Matahari mulai menunjukan sinarnya yang semakin tinggi dan memanas, pertanda pagi hari akan berganti menjadi siang hari.Terlihat di sebuah rumah tercium bau-bau masakan yang sedang di persiapkan oleh seorang gadis.Kirana meletakan piring terakhir yang berisikan nasi goreng, entah kenapa hari ini dia masak banyak sekali. Bahkan setelah Kirana membereskan koper, dia membersihkan seluruh rumah besar sendirian.Kirana menatap meja yang sudah penuh dengan makanan, lalu pandangannya beralih kearah pintu, gadis itu terlihat sedang menunggu kedatangan seseorang."Apa Richard tidak datang yah," batin Kirana merasa sedikit cemberut."Kenapa aku jadi memikirkannya terus," gumam Kirana pelan, gadis itu menutup seluruh wajahnya ketika tahu bahwa wajahnya telah memerah karena malu.Kirana menggelengkan kepalanya pelan, dia pun melangkahkan kaki kearah tangga, untuk membereskan sesuatu di atas, supaya pikirannya teralihkan dan tak memikirkan Richard teru
Malam hari mulai menyapa, terlihat bangunan tua terbengkalai yang sudah memancarkan aura kegelapannya, beberapa burung gagak yang ikut mondar mandir di atas gedung itu, membuat kesan yang sangat horor.Walau terlihat sepi dan seram, gedung itu ternyata di tempati oleh banyak orang yang telah mereka jadikan markas.BRUKK!! BRAKK!!Terlihat tiga orang yang sedang menyiksa pria yang tangannya di borgol, serta tubuhnya sudah berlumuran darah."Jangan mati dong Justin, kami ingin main-main denganmu." Jakson mengangkat kepala Justin, dia bisa melihat wajah Justin yang sudah babak belur dan bengkak akibat perbuatan mereka."Apa kita terlalu kasar? Kasian Justin kecilku tak sanggup menerima semua ini." Mr Mommy mengelus kepala Justin, tapi tiba-tiba dia langsung menjambak kepala Justin.Mr Monkey hanya bisa merekam video dan tertawa seperti psikopat, dia benar-benar senang melihat Justin di perlakukan seperti hewan.Dari jauh terlihat Mr Blac
TING! TONG!Kirana mengarahkan pandangannya kearah pintu, dia baru saja menyelesaikan mandinya. Kirana melangkahkan kakinya menuju kearah pintu."Siapa?" tanya Richard yang ikut turun ke bawah.Kirana hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia pun membuka pintu itu dan terlihat seorang gadis yang sudah berdandan cantik, tak lupa dia membawakan beberapa bungkusan makanan di tangannya."Halo Richard, padahal cuman terpisah tadi sore, tapi aku benar-benar merindukanmu." Jessica melambaikan tangannya secara perlahan-lahan kearah Richard.Richard tak membalasnya dengan lambaian atau senyuman, dia membalikkan badannya dan wajahnya menunjukan bahwa dia tak nyaman dengan Jessica.Jessica berjalan masuk kedalam rumah, dia masuk hingga menyenggol lengan Kirana, dia tak memperdulikan Kirana yang ada depannya itu.Kirana agak aneh dengan tingkah mereka berdua. Tadi siang, setelah berbicara dengan Jessica di atas, Richard dan Jessica turun dalam kead
"Semoga kamu selamat Keynest."Kenneth bersembunyi di balik pohon, dia memeluk dirinya dan menunggu sampai Keynest kembali dengan selamat.Semenit telah terlewat, tidak ada tanda-tanda bahwa Keynest keluar atau sudah sampai di lantai tiga."Keynest ... cepatlah keluar," batin Kenneth memohon.Kenneth terus menunggu, walau dirinya sedangan kedinginan, bahkan bibirnya telah pucat pasi seperti mayat akibat dinginnya malam ini.Dua menit hingga tiga menit terlewat, Kenneth merasa ada yang janggal, gadis itu keluar dari persembunyiannya dan hendak masuk kedalam."Aku masuk kedalam, atau mencari bantuan," gumam Kenneth bingun, walau selalu ranking pertama di kelasnya, dia tidak tahu harus berbuat apa di situasi seperti ini.Kenneth memberanikan dirinya, dia berjalan lalu kemudian berlari pelan menuju kearah gedung.DORRR!!Bunyi tembakan yang terdengar dari dalam gedung itu, langsung membuat Kenneth terjatuh kaget akibat suara