Share

Mereka Adalah Kawan-Kawanku

Malam terakhir sebelum kembali pulang, aku menyempatkan diri keluar rumah. Menuju keramaian malam kota Surabaya.

Aku kagum dengan keindahan Surabaya. Memang benar apa yang dikatakan Pak Rt, bahwa Surabaya itu kota indah, ramai, besar pula. Tidak ada yang disanksikan dari pernyataan itu.

Di pinggiran jalan, bersama beberapa kenalanku selama ini, anak muda-muda perantau, kami menyanyikan lagu riang dengan iringan sebuah gitar.

Kalau hanya memainkan senar, aku adalah ahlinya. Dahulu sebelum aku berangkat, hampir setiap malam kegiatanku dengan teman-teman kampung ada-lah menyanyi bersama tanpa guna, seperti saat ini.

“Kami anak rantau, jarang makan enak, tidurpun tak nyenyak...” lirik-lirik lagu kami.

Aku tidak sadar, ternyata saat ini telah pukul satu malam. Sulis pasti sekarang tengah sendirian menjalankan tugas menjaga angkringan. Jahat sekali aku.

Tidak, aku berjanji, setelah besok kembali dari kampung, aku akan membantunya setiap malam. Tidak digaji? Tidak masalah.

“Kawan, aku pamit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status