Share

Bab 4 Terjebak

Pak Ruswanda berdiri di tengah ruangan, pandangannya tajam. Dia memandang Alex dan Mustafa bergantian, seolah mempertimbangkan pilihan yang akan diambil. Suasana hening, dan semua karyawan menahan napas.

Akhirnya, dengan suara yang tenang namun tegas, Pak Ruswanda berkata, "Alex, tindakanmu telah merusak integritas perusahaan ini. Kau akan dipecat dengan segera."

Alex terdiam, wajahnya memucat. Dia tidak pernah mengira bahwa segala tindakannya akan berakhir seperti ini.

Pak Ruswanda kemudian menoleh pada Mustafa. "Dan kau, Mustafa," katanya, "aku kecewa padamu. Kekeluargaan tidak boleh menghalangi keadilan. Kau juga akan dipecat."

Mustafa terkejut dan marah. "Tidak mungkin!" bentaknya. "Aku adalah bagian dari keluarga ini!"

Pak Ruswanda mengangguk. "Kita semua harus bertanggung jawab atas tindakan kita," ucapnya. "Perusahaan ini lebih besar dari ego dan kepentingan pribadi kita."

Setelah mendengar ucapan tegas dari sang direktur, Alex dan Mustafa merasakan gelombang emosi yang berbeda.

Alex, yang sebelumnya sombong dan yakin akan kekuasaannya, kini merasa terjepit. Wajahnya memucat, dan matanya mencari-cari peluang untuk bertahan. Dia tidak pernah mengira bahwa tindakannya akan berakhir seperti ini. Kekuasaannya yang dulu begitu kokoh kini terancam.

Sementara itu, Mustafa merasa marah dan frustasi. Dia tahu bahwa masa depannya bergantung pada keputusan sang direktur. Namun, dia tidak akan menyerah begitu saja. Kepentingan keluarga dan ambisinya membuatnya bertekad untuk mencari jalan keluar.

Semua mata tertuju pada Pak Ruswanda. Keputusan yang akan diambil akan memengaruhi banyak orang, dan ketidakpastian membuat suasana semakin tegang.

Pada akhirnya, segala perjuangan yang dilakukan oleh Pak Sudarta berhasil membuahkan hasil. Masalah yang sebelumnya menghantui perusahaan cabang akhirnya terpecahkan, dan kembali ke tangan yang aman. Pak Sudarta tidak hanya mendapatkan kepuasan atas kebenaran yang terungkap, tetapi juga sebuah hadiah yang sangat berharga: ia diangkat menjadi pimpinan di perusahaan cabang tersebut untuk menggantikan posisi Alex.

Pak Sudarta duduk di ruangannya, merasa lega dan puas. Selama berbulan-bulan, dia telah memimpin investigasi internal untuk mengungkap kecurangan yang terjadi di perusahaan cabang. Alex, mantan pimpinan cabang yang kini terlibat dalam skandal, akhirnya terbukti bersalah.

Nayla, sekretaris yang selama ini setia mendampingi Pak Ruswanda, masuk ke ruangan dengan senyuman. "Selamat, Pak Sudarta," ucapnya. "Anda berhasil membersihkan nama baik perusahaan kita."

Pak Sudarta tersenyum. "Terima kasih, Nayla. Ini adalah kemenangan bagi kita semua. Tapi ada satu lagi hal yang ingin saya bicarakan."

Nayla menatapnya dengan penasaran. "Apa itu, Pak Sudarta?"

Pak Sudarta mengambil amplop dari laci meja dan memberikannya pada Nayla. "Ini adalah surat pengangkatan. Saya diangkat menjadi pimpinan di perusahaan cabang ini untuk menggantikan posisi Alex oleh pak Ruswanda.”

Nayla terkejut. "Pak Sudarta, ini luar biasa! Selamat!"

Pak Sudarta mengangguk. "Terima kasih, Nayla. Tapi ingat, ini adalah tanggung jawab besar. Saya harus memastikan perusahaan ini kembali berjalan dengan baik dan memulihkan kepercayaan para karyawan."

Nayla tersenyum. "Saya yakin Anda akan melakukannya dengan baik, Pak Sudarta."

Nayla, seorang sekretaris pribadi direktur utama bernama Ruswanda, memiliki kemampuan luar biasa dalam mengolah data dan membantu semua pekerjaan Ruswanda. Di balik meja kerjanya yang rapi, dia menyimpan ambisi yang lebih besar: menguasai perusahaan.

Nayla bukan hanya cerdas, tetapi juga cantik. Siapapun yang melihatnya, terpesona oleh pesonanya. Namun, ambisinya lebih dari sekadar kesempurnaan fisik. Dia ingin mengambil alih kendali, memimpin perusahaan dengan tangan besi, dan mengubah nasibnya.

Ruswanda, dengan topeng kewibawaannya sebagai direktur utama, tidak menyadari bahwa dia menjadi pusat perhatian Nayla. Dalam keheningan kantor, di antara laporan keuangan dan pertemuan strategis, benang-benang cinta terlarang mulai terjalin. Ruswanda, yang sebelumnya hanya fokus pada bisnis, kini terpesona oleh sekretarisnya.

Namun, ini bukan hanya kisah cinta biasa. Nayla dan Ruswanda menyimpan rahasia yang tak boleh terungkap. Di balik pintu kantor yang tertutup rapat, mereka berdua terlibat dalam hubungan yang melampaui batas profesionalitas. Tidak ada satupun yang mengetahui tentang kisah cinta tersembunyi ini kecuali dinding-dinding kantor yang diam menyaksikannya.

Sore itu, di antara gedung-gedung perkantoran yang menjulang, Ruswanda mendekati Nayla. Nayla, dengan wajah yang tak bisa ditebak, menatap Ruswanda.

"Nayla sayang," bisik Ruswanda, "nanti sore ada waktu tidak?"

Nayla menarik napas dalam-dalam. "Tidak ada," jawabnya tegas. "Bagaimana kalau kita makan malam?" Ruswanda tersenyum.

"Boleh juga." Jawab Nayla

Malam itu, Nayla dan Ruswanda bertemu di restoran yang tersembunyi dari pandangan orang banyak. Cahaya lilin memantulkan kilauan di matanya saat dia duduk di meja yang telah dipesan Ruswanda. Mereka berbicara dengan suara rendah, menggali benang-benang perasaan yang tak bisa mereka pungkiri.

Namun, di balik senyum dan sentuhan yang terlarang, ada ketidakpastian yang semakin dalam. Apakah mereka akan terus bermain dengan api ini, ataukah benang-benang cinta ini akan memintal mereka lebih dalam lagi?

Saat itu, Ruswanda mengantarkan Nayla ke rumah kontrakannya. Setelah perpisahan singkat, Nayla sengaja menempelkan bibirnya ke baju Ruswanda tanpa disadari. Namun, ketika Ruswanda pulang ke rumahnya, teriakan istrinya memecah keheningan malam.

“Papah! Apa yang kamu selingkuh dibelakangku!” teriak istrinya, wajahnya memerah dan mata penuh amarah. Ruswanda terdiam, hatinya berkecamuk. Apakah ini akhir dari segalanya? Apakah ada penjelasan lain yang bisa dia berikan?

Apakah Ruswanda akan mengakui atau menyembunyikan rahasia gelapnya? Hanya waktu yang akan memberikan jawabannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status