Share

TERANG-TERANGAN

Budi memandang bayi merah yang sedang menggeliat dalam dekapannya. Ia tersenyum sebari mengelus lembut bayi perempuan yang baru berumur sepuluh hari. Budi merasa wajah bayi itu tak asing baginya, bukan mirip ayah atau ibunya, tapi lebih mirip dengan Bagus saat terakhir kali ia tinggalkan.

Setelah dirasa sudah tenang, Budi meletakkan bayi itu di atas ranjang kemudian menyelimutinya dan menutupnya dengan kelambu. Pandangan mata Budi beralih pada sosok wanita yang tengah tidur meringkuk disampingnya. Sejak melahirkan, tubuh Ningsih memang sangat lemah. Pendarahan hebat yang dialaminya sebelum persalinan membuatnya harus berjuang lebih keras untuk melahirkan bayi dalam kandungannya.

Awalnya Budi sudah pesimis jika keduanya memang bisa bertahan, mengingat Ningsih hanya bersalin di klinik kecil dengan alat sederhana. Tempat tinggal mereka yang berada di tengah hutan, membuatnya sulit membawanya ke rumah sakit. Namun Tuhan berkata lain, dengan perjuangan yang luar biasa akhirnya keduanya bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
carsun18106
ealah kan salah maksudnya rini, kok jd sila, sila mah sila gila ya
goodnovel comment avatar
carsun18106
tenang aja sila, tanto kan manusia, bukan barang yg bisa diambil2, tanto punya pendirian sendiri, skrg terserah tanto, klo memang tanto setia, mau perempuan manapun yg menggoda, ngga akan bisa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status