Share

BAB 48 - menua bersama

Tsabitha lalu mengangkat kepalanya, setelah dirasa cukup untuk menumpahkan semua tangis dan kekesalan pada dirinya sendiri. Gadis itu lalu menyeka kedua pipi dan matanya yang sembab sambil menarik napas perlahan. Moreno yang saat itu masih duduk di sebelahnya, segera menyodorkan sekotak tissue, bergegas diterimanya kotak tissue itu sambil mengulas senyum manis, lalu menyeka matanya yang sembab. Tsabitha sudah siap untuk menerima apapun konsekwensi yang akan diterimanya, setelah menceritakan semua aib yang pernah dialaminya bareng Ricky.

“Bith, maafkan aku, nggak seharusnya aku membentakmu tadi.” Moreno mencoba membuka percakapan di antara mereka, setelah dilihatnya gadis itu sudah tenang dan tersenyum ke arahnya.

“Nggak papa, Mas. Kamu nggak salah,” sahut Tsabitha sambil tersenyum tipis. “Mas, ada sesuatu yang harus aku katakan ke kamu,” ujarnya lagi sambil menatap laki-laki itu lekat.

“Katakan saja, Bith. Aku siap mendengarkan,” sahut Moreno sambil membelai rambut panjang hitam itu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status