Share

105. BERTENGKAR

Ruth kembali ke rumah dengan rasa sedih mendalam. Ia kecewa sebab hingga tiba di lobi hotel suaminya tidak menyusul, padahal beberapa saat ia menanti suaminya di sana.

Mama Elkana melangkah masuk tanpa suara, langsung menuju ke kamarnya.

Perempuan itu menangis di ranjangnya. Isakan pilu yang hanya terdengar oleh dirinya sendiri.

"Kamu jahat... jahat..." isak Ruth memukuli bantal dan kasurnya. "Banyak sakit di hati aku dapatkan selama pernikahan ini. Kamu jahat," ucapnya lirih bersimbah air mata.

Ruth melangkah ke kamar kecil sembari sesenggukan, ia ingin membasuh wajahnya. Hatinya tersayat memergoki pria yang begitu dikagumi dan dikasihinya, malahan menjalin hubungan mesra bersama perempuan yang tidak disukainya.

Ruth keluar dari kamar kecil, lalu ia mengambil koper dan mengemas pakaiannya ke dalam. Besok ia akan pergi dari kehidupan Hizkia dan membebaskan pria itu dari ikatan suci perkawinan. Tidak akan ada yang membelit Hizkia lagi, pikirnya.

Pintu kamar Ruth terbuka, sosok suamin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status