Share

Nakula Ternyata Pengkhianat

"Elo tega, Bang!" desis Nakula tepat di telingaku.

Dapat kudengar teriakan orang-orang yang masih berada dalam gedung ini. Orang-orang yang menyaksikan perdebatanku dengan Nakula sejak tadi.

Orang-orang yang secepat kilat mendatangiku dan Nakula. Dengan sigap seseorang mendekat dan menahan tubuhku yang hampir limbung. Aku pun masih dapat melihat Nakula yang dijauhkan paksa dariku dan berontak.

Aku merasakan perih tak terkira di perut bawah.

BREETT!

Kucabut pisau berlumur darah segar yang Nakula tancapkan tadi. Mataku berkunang-kunang melihat pisau serta tangan berlumur darahku sendiri.

"DEWAAAA!"

Suara teriakan Alwina, merupakan hal terakhir yang aku ingat. Sebelum kesadaranku akhirnya hilang.

*****

Aku membuka mata perlahan. Bau obat-obatan khas rumah sakit menusuk hidung. Cahaya lampu di langit-langit ruangan, menyorot penglihatanku setelah aku berhasil membuka mata dengan sempurna.

"Dewa?"

Aku melirik ke samping. Ada Alwina dan Om Frans—suami Tante Rum.

"Syukurlah kamu sudah siuman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status