Share

Empat puluh empat

"laper banget..." Ucap Mentari dengan memegang perutnya.

Sekarang sudah jam tiga sore, wajar kalau dia lapar. tadi pagi juga cuman makan roti.

Mentari menoleh ke samping, Benji masih tidur dengan pulas.

Mentari menimbang untuk keluar kamar atau tidak. Kalau tidak dia bisa mati kelaparan di sini.

Tapi dia takut mau keluar untuk ngambil makan.

"Ah keluar aja lah.." putusnya akhirnya.

Mentari turun dari ranjang, lalu berjalan menuju pintu.

Ceklek

Mentari membuka pintu, menyembul kan sedikit kepalanya di sana. Dia menoleh ke kiri kanan, untuk memastikan ada orang atau tidak.

Udah kayak maling aja, batinya.

Dan untung lah sepi. Mentari berjalan keluar.

Mentari menuruni tangga dengan hati-hati. Untung dia pernah ke sini dulu, dan dulu dia pernah ke dapur bersama Oma. Jadi nggak perlu nyari-nyari lagi.<

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status