Share

37. Siap menikah.

Sepanjang perjalanan menuju ke balai desa. Sari terus merengek pada sang kakak, bahwa dirinya tak bersalah.

Namun, Wati hanya menatapnya dengan pandangan tak berdaya.

"Mbak. Aku mohon, percaya sama aku. Aku nggak ngapa-ngapain sama dia di dalam sana!"

"Maafkan mbak, dek. Mbak bukannya nggak percaya, tapi mbak nggak bisa melawan orang banyak ini," sahut Wati lirih," kakak iparnu sebentar lagi datang. Biar dia yang mengurus ini," lanjutnya lagi. Memberikan sedikit harapan pada Sari.

Sari yakin, kakak iparnya pasti akan membelanya, dan membuatnya terbebas dari masalah ini.

Dia terus merutuki dirinya sendiri karena tak melihat tulisan yang berada di pintu toilet.

Seandainya tadi dia lebih teliti lagi, pasti dirinya tak berada di posisi ini sekarang.

Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Penyesalannya sungguh tak ada gunanya lagi.

___

"Ya Allah, nak! Kamu kenapa bisa berbuat seperti ini? Kalau kamu mau menikah, ibu bisa melamarkan dia dengan cara baik-baik. Nggak perlu pake cara seperti ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status