Share

62

Abimana menyusuri koridor rumah sakit dengan jantung berdegup kencang, sesampainya di Amsterdam sekitar pukul dua belas malam, mengingat perjalanan yang memakan waktu delapan jam. Dan alangkah terkejutnya dia saat sang papa mengatakan bahwa Jenala masuk rumah sakit. Yang lebih anehnya lagi saat papanya memeluknya erat seraya menyuruhnya cepat-cepat menemui Jenala.

Dan di sinilah Abimana sekarang, menormalkan deru nafasnya yang memburu sembari membuka hati-hati ruang rawat inap sang istri. Dia melangkah perlahan menuju hospital bed Jenala. Dengan perlahan pria itu membungkuk sambil membelai wajah manis di hadapannya.

Jenala menggeliat kala merasakan ada yang sesuatu yang menyentuh pipinya, dia mulai memfokuskan pandangannya, melihat sosok yang begitu dirindukan. “Mas Javi?” lirihnya serak, sesekali mengucek matan—takut jika semua ini hanyalah mimpi.

“Ya, Sayang,” bisik Abimana serak nan dalam,“kamu pasti melewatkan sarapan lagi, makanya asam lambungnya kambuh,” lanjutnya.

Jenala m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status