Share

Part 41

Suami Miskinku di Ruang Nasabah Prioritas

Part 41

"Iya. Kami udah cerai Jay."

"Kapan? Kok bisa? Apa kalian ada masalah?" tanyaku serius.

Mbak Juwita menggeleng, "nggak Jay. Kami baik-baik aja. Mbak cuma bosan, Mas Lukman makin hari makin gak bisa menjalankan kewajibannya."

Keningku mengerut.

"Dia terlalu bergantung sama Mbak Jay. Dia gak bisa berjuang sendiri sebagai seorang laki-laki. Apa-apa Mbak, apa-apa Mbak."

Mulutku membola sambil manggut-manggut. Sebetulnya aku tak ingin terlalu tahu banyak hal soal rumah tangganya itu, tapi tanpa kuminta ternyata Mbak Juwita menceritakan segalanya.

"Mbak sedih Jay, tapi Mbak mencoba kuat. Mbak yakin satu hari nanti akan ada yang lelaki baik yang bisa menghargai Mbak dan memperlakukan Mbak sebagaimana mestinya," kata Mbak Juwita di ujung ceritanya. Dia menatapku lekat.

Aku hanya mengembuskan napas panjang sambil membetulkan posisi duduk. Jujur, aku agak gak nyaman kalau Mbak Juwita menatapku begitu, aku pikir gak pantes aja rasanya.

Untunglah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status