Share

Dua puluh tujuh

Semua beranjak dari tempat masing-masing, setelah itu melangkah bersama menuju pintu, semua terkejut melihat siapa yang ada di balik pintu.

"Ayang Mbeb?!" Seru Rindu yang sedikit terkejut melihat kehadiran suaminya.

"Di rumah sepi, Hafiz belum pulang. Mangkanya aku nyusul ke sini. Hehehe." Herman beralasan. Lelaki sepantaran Bagas itu tersenyum nyengir.

"Hallah, bilang aja kangen," ledek Yulis. Mereka semua tertawa melihat Herman manyun.

"Kami pulang ya, Lis. Jangan lupa kunci pintu, udah malem ini. Lekas tidur," titah Rindu.

"Siap, Bosku," sahut Yulis dengan sikap hormat.

"Pulang dulu, ya. Jangan lupa kunci pintu dan jendela." Kembali Rindu mengingatkan, keluarga itu melangkah bersama meninggalkan kediaman Yulis.

Sepeninggalan Rindu dan keluarganya, Yulis memeriksa pintu dan jendela, memastikan kalau semua sudah terkunci. Setelah dirasa beres dia melanjutkan langkahnya menuju kamar. Wanita penyuka kopi duduk di tepi ranjang dan kembali merasakan kesepiannya.

Dalam kesunyiannya, tiba-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status