Share

BAB 76 DIA

"Ran, aku ini masih banyak salah sama kamu. Belum bisa membantu dalam segi apapun, tolong jangan meminta maaf terus, Mbak hanya ingin menebus kesalahan di masa lalu. Apapun yang kamu inginkan katakan saja!" ujarnya memohon.

"Sudah-sudah, kalian ini ada apa? Kita keluarga nggak usah saling beradu. Boleh, Ayah dan Bu Fatimah boleh kesini kapanpun dan kami akan menerima dengan senang hati." Mas Bima menengahi.

Kami sampai lupa kalau ada seorang lelaki yang menjadi pemimpin di keluarga ini. Sorot mata yang teduh itu merangkul pundak kami berdua dan meletakkannya pada dada bidang itu. Mungkin juga ini salahku yang tidak berani berbicaralah dengan Mbak Lilik.

Entahlah, aku keterlaluan menjadi pengecut sehingga masih ada jarak yang seolah membentang diantara aku dan Mbak Lilik. Padahal jauh di lubuk hatinya menganggapku sebagai adik kandung sendiri.

"Kapan mereka datang? Biar kami bisa mempersiapkan segalanya," tukas Mbak Lilik dengan menyeka air matanya yang masih tersisa.

"Dua hari lagi, n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status