Share

BAB 84 JALAN TERAKHIR

"Hutang?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Mas Rendi membuatku ingin mencekiknya keras.

Dia nampak terkejut dan sedikit menegang, sedang kami semua melihat perubahan sikap itu dengan senyum sinis. Apakah dia lupa? Ah, mungkin saja karena dia menderita amnesia akut.

"Sudahlah, Rani juga telah membuat keputusan untuk tidak menerimamu kembali. Pulang dan jadilah suami dan ayah yang baik buat anak-anakmu bersama Nabila. Anakku cukup bahagia tanpa adanya kamu di sisinya, silahkan!" ujar Ayah dengan menunjuk pintu. Mempersilahkan Mas Rendi kembali ke rumahnya, ke keluarganya.

"Atau kamu nggak punya uang untuk pulang? Perlu berapa?" Kini Mita yang ikut menimpali pembicaraan ini. Dia keluar setelah menidurkan anaknya.

Bergabung bersama kami yang sedang membicarakan hal konyol ini bersama Mas Rendi. Tatapan matanya sedikit tajam, tapi bukan Mita namanya jika takut akal sikap seperti itu.

"Nggak perlu tersinggung, aku mengatakan ini bukan karena ingin merendahkanmu, Mas. Hanya saja aku n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status